Fakta Kebenaran Al-Quran Soal Keberadaan Sungai di Dalam Laut yang Tak Terbantahkan
loading...
A
A
A
Pencairan es yang dulunya daratan itu berubah menjadi macam-macam, ada yang jadi bagian dari air laut dan yang paling menarik adalah berubah atau membentuk sungai di bawah laut. Fenomena tersebut sangat menakjubkan, apalagi lokasinya ada di Indonesia.
Sementara untuk kepadatan dan kedalamannya sendiri belum sempat diketahui. Hal ini dikarenakan, sungai tersebut yakni yang ada di bawah laut itu sudah tidak ada lagi akibat perubahan pada bumi itu sendiri.
"Sekarang sudah tidak ada. Dan tidak ada yang tahu (kedalaman) sungai di bawah laut itu," terangnya.
Fenomena tersebut ada kaitannya dengan Paparan Sunda. Secara biogeografi, Paparan Sunda dikenal bagi Sundaland atau Tanah Sunda, istilah yang merujuk kepada bentang daratan lempeng benua, dan landas kontinen di Asia Tenggara yang adalah dataran di atas permukaan laut ketika permukaan laut jauh semakin rendah pada zaman es terakhir.
Tanah Sunda sendiri termasuk Semenanjung Malaya, Kepulauan Sunda Luhur termasuk Kalimantan, Sumatera dan Jawa, serta laut dangkal di sekitarnya, yaitu Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Teluk Siam, dan anggota selatan Laut China Selatan.
Terdapat tebing curam dasar laut membatasi batasan timur Tanah Sunda yang sama dengan batasan Garis Wallace, dicetuskan oleh Alfred Russel Wallace, yang menandai perbatasan timur persebaran mamalia benua Asia. Di mana itu juga menjadi perbatasan selang zona ekologi Indomalaya dan Australia.
Hal ini menjadi bukti, bahwa pulau-pulau Sunda Luhur pernah bersatu dengan benua Asia adalah sebaran macam mamalia Asia seperti beberapa macam kera, gajah, macan dan harimau yang ditemukan di benua Asia, Sumatera, Jawa, dan Bali; serta mempunyainya Orangutan adil di Sumatera dan Kalimantan.
Paparan ini terbentuk dampak keaktifan vulkanik beribu-ribu tahun dan erosi massa benua Asia, serta terbentuknya konsolidasi runtuhan batu di pesisir seiring naik dan turunnya permukaan laut.
Kemudian keajaiban sungai di bawah laut pun juga tertulis dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus." (QS.Al-Furqon ayat 53).
Sementara untuk kepadatan dan kedalamannya sendiri belum sempat diketahui. Hal ini dikarenakan, sungai tersebut yakni yang ada di bawah laut itu sudah tidak ada lagi akibat perubahan pada bumi itu sendiri.
"Sekarang sudah tidak ada. Dan tidak ada yang tahu (kedalaman) sungai di bawah laut itu," terangnya.
Fenomena tersebut ada kaitannya dengan Paparan Sunda. Secara biogeografi, Paparan Sunda dikenal bagi Sundaland atau Tanah Sunda, istilah yang merujuk kepada bentang daratan lempeng benua, dan landas kontinen di Asia Tenggara yang adalah dataran di atas permukaan laut ketika permukaan laut jauh semakin rendah pada zaman es terakhir.
Tanah Sunda sendiri termasuk Semenanjung Malaya, Kepulauan Sunda Luhur termasuk Kalimantan, Sumatera dan Jawa, serta laut dangkal di sekitarnya, yaitu Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Teluk Siam, dan anggota selatan Laut China Selatan.
Terdapat tebing curam dasar laut membatasi batasan timur Tanah Sunda yang sama dengan batasan Garis Wallace, dicetuskan oleh Alfred Russel Wallace, yang menandai perbatasan timur persebaran mamalia benua Asia. Di mana itu juga menjadi perbatasan selang zona ekologi Indomalaya dan Australia.
Hal ini menjadi bukti, bahwa pulau-pulau Sunda Luhur pernah bersatu dengan benua Asia adalah sebaran macam mamalia Asia seperti beberapa macam kera, gajah, macan dan harimau yang ditemukan di benua Asia, Sumatera, Jawa, dan Bali; serta mempunyainya Orangutan adil di Sumatera dan Kalimantan.
Paparan ini terbentuk dampak keaktifan vulkanik beribu-ribu tahun dan erosi massa benua Asia, serta terbentuknya konsolidasi runtuhan batu di pesisir seiring naik dan turunnya permukaan laut.
Kemudian keajaiban sungai di bawah laut pun juga tertulis dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus." (QS.Al-Furqon ayat 53).