2 Fenomena Alam di Kutub Utara yang Dikaitkan dengan Tanda Kiamat

Jum'at, 02 September 2022 - 16:08 WIB
loading...
2 Fenomena Alam di Kutub Utara yang Dikaitkan dengan Tanda Kiamat
Sedikitnya ada dua tanda kiamat yang dikaitkan dengan beberapa fenomena alam di Kutub Utara. Foto DOK Nasa Goddard
A A A
JAKARTA - Sedikitnya ada dua tanda kiamat yang dikaitkan dengan beberapa fenomena alam di Kutub Utara . Dalam berbagai kepercayaan, hari akhir atau kiamat diyakini akan datang suatu hari nanti.

Dalam kaitannya, terjadi beberapa fenomena alam tidak biasa yang sering dikaitkan sebagai tanda semakin dekatnya hari akhir.

Baca juga : 2 Fenomena Alam di Laut yang Sering Dikaitkan sebagai Tanda Kiamat

Berikut dua fenomena alam yang dikaitkan sebagai kiamat di kutub utara :

1. Es di Kutub Utara Mencair Lebih Cepat

Pada Juli 2020, area yang tertutup es di Samudra Arktik mencapai titik terendah. Adapun penyebabnya karena peningkatan pemanasan global yang disebabkan aktivitas manusia.

Dikutip dari laman National Geographic, kutub utara memanas dua kali lebih cepat dibandingkan bagian bumi lainnya. Artinya, suhu rata-rata disana telah meningkat sekitar 3,5 sampai 5,5 derajat Fahrenheit.

Sebagai efeknya, dampak pencairan cepat ini menerpa berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah peningkatan volume air laut yang membahayakan penduduk dekat pantai.

Laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah tahun 2009 menunjukkan bahwa hampir semua dari 213 desa penduduk asli di Alaska berisiko mengalami erosi pantai.

Pada tahun 2020, para peneliti beranggapan bahwa gelombang panas Arktik yang belum pernah terjadi sebelumnya lebih mungkin diakibatkan oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia

Sebagai dampaknya, hal ini mendorong es laut di sekitar Kutub Utara mencair lebih cepat dari biasanya.

Baca juga : 5 Fenomena Alam yang Menjadi Tanda Kiamat di Timur Tengah

2. Muncul Fenomena Arctic Amplification

Dalam salah satu penelitian, penyebab Kutub Utara memanas sekitar dua kali lipat rata-rata global adalah karena fenomena yang dikenal sebagai penguatan Arktik atau atau Arctic Amplification.

Dikutip dari laman Open Mind BBVA, ada beberapa mekanisme yang berperan dalam fenomena ini, salah satunya adalah albedo atau ukuran reflektifitas suatu material.

Salju dan es memiliki albedo tinggi yang menyerap sedikit atau tidak sama sekali sinar matahari. Inilah yang menjadi alasan pendaki memakai kacamata hitam saat mendaki lereng pada hari yang cerah serta salju yang menempel begitu lama di musim dingin.

Sebagai dampaknya, fenomena Arctic Amplification ini bisa cukup berpengaruh terhadap pemanasan Arktik dan berakibat pada munculnya fenomena lain, termasuk peningkatan pemanasan global dan pencairan es.

Kutub Utara dan Antartika bisa diibaratkan menjadi kulkas dunia. Karena tertutup salju putih dan es yang memantulkan panas kembali ke angkasa, mereka menyeimbangkan bagian lain dunia yang menyerap panas. Lebih sedikit es berarti lebih sedikit panas yang dipantulkan, yang berarti gelombang panas akan lebih intens di seluruh dunia.
(bim)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1603 seconds (0.1#10.140)