Ilmuwan Ini Bongkar Asal Muasal Mitos Seram Angka 13
loading...
A
A
A
Dalam agama Kristen, Judas dianggap sebagai murid ke-13 Yesus dan tamu nomor yang sama di perjamuan terakhir. Judas justru jadi satu-satunya murid yang berkhianat. "Hal-hal seperti itu, proses sosial-kultur akhirnya mengasosiasikan ketidakberuntungan dengan angka. Rumor atau takhayul menghasilkan realitas sosialnya sendiri. Akhirnya angka 13 jadi bola salju yang semakin besar seiring tahun waktu," jelas Barry Karkovsky.
Hal-hal yang sama menurutnya terjadi di negara-negara lain. Contohnya Jepang yang menganggap angka 9 sebagai angka sial karena penyebutannya seperti mirip dengan kata menderita. Di China angka 4 dihindari karena terdengar seperti huruf yang berarti mati.
Menurut Barry Karkovsky, mitos dan takhayul yang semakin besar seiring waktu itu merupakan bentuk dari fobia. Masyarakat memercayai hal tersebut karena berbagai alasan psikologis. Hal itu justru muncul karena pengalaman langsung yang negatif.
"Dengan sendirinya rasa asing tidak akan menyebabkan fobia, tapi penelitian psikologis menunjukkan bahwa kita menyukai apa yang akrab dan tidak menyukai apa yang tidak. Ini membuatnya lebih mudah untuk mengasosiasikan 13 dengan atribut negatif," terangnya.
(wsb)