Sejarah Kapal Hantu Flying Dutchman Ternyata Dimulai dari Indonesia
loading...
A
A
A
Angin keras yang berhembus tiba-tiba merobek kain layar kapal. Terjangan gelombang dan arus merusak kemudi kapal. Kapal terombang-ambing di lautan lepas.
Ia dan seluruh kru kapal berupaya menaklukkan badai, namun sia-sia. Kapal besar bertiang tiga itu dipermainkan gelombang dan angin.
Di tengah keputusasaannya, Van der Decken menyumpahi langit dan bumi. Ia mengucapkan sebuah sumpah yang membangkitkan kekuatan kegelapan.
Saat suara badan kapal menghantam karang, Van der Decken, ia mengucapkan sumpah terakhirnya: “I will round this Cape even if I have to keep sailing until doomsday!”
Sejak itu kapal yang dinakhodai Van der Decken tidak pernah kembali ke Belanda. Dalam catatan pelayaran, ia juga tak pernah berlabuh di dermaga manapun di seluruh dunia.
Catatan dokumen VOC di pertengahan abad 17 menyebutkan bahwa kapal itu dilaporkan hilang dalam pelayaran dari Batavia menuju Holland saat mengangkut rempah-rempah. Diduga tenggelam akibat badai di perairan Starndfontein, wilayah pantai Cape Town, Afrika Selatan.
Ratusanntahun sejak peristiwa , ratusan laporan mengalir dari ribuan saksi mata yang menyebutkan melihat penampakan kapal hantu itu berlayar di sekitar Tanjung Harapan.
Beberapa Laporan Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan antara lain, 1823 : Kapten Oweb , HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan , namun dalam sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.
Tahun 1835, dikisahkan pada tahun itu , sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal Hantu The Flying Dutchman , kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka , namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut kemudian lenyap seketika.
Lantas 1881, tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya , salah seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.
Ia dan seluruh kru kapal berupaya menaklukkan badai, namun sia-sia. Kapal besar bertiang tiga itu dipermainkan gelombang dan angin.
Di tengah keputusasaannya, Van der Decken menyumpahi langit dan bumi. Ia mengucapkan sebuah sumpah yang membangkitkan kekuatan kegelapan.
Saat suara badan kapal menghantam karang, Van der Decken, ia mengucapkan sumpah terakhirnya: “I will round this Cape even if I have to keep sailing until doomsday!”
Sejak itu kapal yang dinakhodai Van der Decken tidak pernah kembali ke Belanda. Dalam catatan pelayaran, ia juga tak pernah berlabuh di dermaga manapun di seluruh dunia.
Catatan dokumen VOC di pertengahan abad 17 menyebutkan bahwa kapal itu dilaporkan hilang dalam pelayaran dari Batavia menuju Holland saat mengangkut rempah-rempah. Diduga tenggelam akibat badai di perairan Starndfontein, wilayah pantai Cape Town, Afrika Selatan.
Ratusanntahun sejak peristiwa , ratusan laporan mengalir dari ribuan saksi mata yang menyebutkan melihat penampakan kapal hantu itu berlayar di sekitar Tanjung Harapan.
Beberapa Laporan Penampakan The Flysing Dutchman yang sempat didokumentasikan antara lain, 1823 : Kapten Oweb , HMS Leven mengisahkan telah dua kali melihat sebuah kapal kosong terombang ambing ditengah lautan dari kejauhan , namun dalam sekejap mata kapal tersebut kemudian menghilang.
Tahun 1835, dikisahkan pada tahun itu , sebuah kapal berbendera Inggris yang terkepung oleh badai ditengah samudera, didatangi oleh sebuah kapal asing yang disebut-sebut sebagai Kapal Hantu The Flying Dutchman , kemudian secara tiba-tiba kapal asing tersebut mendekat dan seakan-akan ingin menabrak kapal mereka , namun anehnya sebelum keduanya saling berbenturan kapal asing tersebut kemudian lenyap seketika.
Lantas 1881, tiga orang anak kapal HMS Bacchante termasuk King George V telah melihat sebuat kapal tak berawak yang berlayar menentang arus kapal mereka. Keesokan harinya , salah seorang daripada mereka ditemui mati dalam keadaan yang mengerikan.