Hadapi Debu Setan di Mars, NASA Lakukan Penelitian di Gurun Mojave
loading...
A
A
A
NEVADA - NASA masih penasaran dengan fenomena debu setan yang ada di planet Mars . Keterbatasan sumber daya membuat penelitian fenomena debu setan dilakukan di Gurun Mojave, Nevada, selama 7 tahun.
Program terbaru studi dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di California ini untuk menganalisis debu setan di Bumi, untuk mempelajari fenomena serupa di Mars. Tim JPL sedang menganalisis data tekanan selama tujuh tahun yang diambil oleh mikrobarometer di Situs Keamanan Nuklir Nevada di Gurun Mojave, tentang tanda-tanda debu setan.
Studi ini disampaikan dalam Pertemuan ke-183 Masyarakat Akustik Amerika di Nashville, Rabu 7 Desember 2022. Louis Urtecho, seorang sarjana yang melakukan penelitian melalui JPL, merinci studi timnya tentang debu setan atau angin puyuh singkat, di Gurun Mojave.
“Kelimpahan debu setan di Mars dapat berimplikasi pada kelansungan hidup berbagai misi yang dikirim ke sana. Faktanya, debu setan telah menjadi factor penting dalam berbagai misi ke Mars sebelumnya,” kata Urtecho dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (8/12/2022).
Dia mencontohkan dampak debu setan di Mars terhadap kelangsungan misi Opportunity dan Spirit rover di Mars. Kedua misi ini sempat diganggu debu setan yang meniup debu ke panel surya mereka. “Opportunity akhirnya menyerah pada badai debu di Mars, ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang debu setan ini,” ujarnya.
Mengingat sumber daya yang terbatas di Mars, sulit untuk mempelajari fenomena debu setan di Mars secara mendalam. Untungnya, fenomena tersebut sering terjadi di gurun Bumi.
Tim JPL sedang menganalisis data tekanan selama tujuh tahun yang diambil oleh mikrobarometer di Situs Keamanan Nuklir Nevada di Gurun Mojave, mencari tanda-tanda setan debu. Biasanya tanda itu berupa penurunan tekanan di tengah pusaran yang berfluktuasi seperti elektrokardiogram (EKG) sinyal.
Dengan begitu banyak informasi yang harus disaring, tim telah mengembangkan algoritme deteksi otomatis untuk mengidentifikasi data yang relevan. Nantinya, tim akan menyesuaikan analisisnya terhadap debu setan dengan kondisi atmosfer Mars.
“Harapannya adalah dengan detektor debu setan yang kami buat, kami akan dapat mempelajari lebih lanjut tentang karakteristik formasi dan bagaimana mereka bergerak melintasi berbagai bentang alam,” kata Urtecho.
Detektor ini akan meningkatkan akurasi model cuaca Mars, yang memiliki dampak langsung dalam memahami siklus debu di Mars dan peran yang mereka mainkan dalam evolusinya. Termasuk pada pengoperasian misi robotik dan kemungkinan berawak di masa depan.
Program terbaru studi dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di California ini untuk menganalisis debu setan di Bumi, untuk mempelajari fenomena serupa di Mars. Tim JPL sedang menganalisis data tekanan selama tujuh tahun yang diambil oleh mikrobarometer di Situs Keamanan Nuklir Nevada di Gurun Mojave, tentang tanda-tanda debu setan.
Studi ini disampaikan dalam Pertemuan ke-183 Masyarakat Akustik Amerika di Nashville, Rabu 7 Desember 2022. Louis Urtecho, seorang sarjana yang melakukan penelitian melalui JPL, merinci studi timnya tentang debu setan atau angin puyuh singkat, di Gurun Mojave.
“Kelimpahan debu setan di Mars dapat berimplikasi pada kelansungan hidup berbagai misi yang dikirim ke sana. Faktanya, debu setan telah menjadi factor penting dalam berbagai misi ke Mars sebelumnya,” kata Urtecho dalam sebuah pernyataan dikutip SINDOnews dari laman Space.com, Kamis (8/12/2022).
Dia mencontohkan dampak debu setan di Mars terhadap kelangsungan misi Opportunity dan Spirit rover di Mars. Kedua misi ini sempat diganggu debu setan yang meniup debu ke panel surya mereka. “Opportunity akhirnya menyerah pada badai debu di Mars, ini menunjukkan pentingnya pemahaman tentang debu setan ini,” ujarnya.
Mengingat sumber daya yang terbatas di Mars, sulit untuk mempelajari fenomena debu setan di Mars secara mendalam. Untungnya, fenomena tersebut sering terjadi di gurun Bumi.
Tim JPL sedang menganalisis data tekanan selama tujuh tahun yang diambil oleh mikrobarometer di Situs Keamanan Nuklir Nevada di Gurun Mojave, mencari tanda-tanda setan debu. Biasanya tanda itu berupa penurunan tekanan di tengah pusaran yang berfluktuasi seperti elektrokardiogram (EKG) sinyal.
Dengan begitu banyak informasi yang harus disaring, tim telah mengembangkan algoritme deteksi otomatis untuk mengidentifikasi data yang relevan. Nantinya, tim akan menyesuaikan analisisnya terhadap debu setan dengan kondisi atmosfer Mars.
“Harapannya adalah dengan detektor debu setan yang kami buat, kami akan dapat mempelajari lebih lanjut tentang karakteristik formasi dan bagaimana mereka bergerak melintasi berbagai bentang alam,” kata Urtecho.
Detektor ini akan meningkatkan akurasi model cuaca Mars, yang memiliki dampak langsung dalam memahami siklus debu di Mars dan peran yang mereka mainkan dalam evolusinya. Termasuk pada pengoperasian misi robotik dan kemungkinan berawak di masa depan.
(wib)