Relief Tertua di Turki Berusia 11.000 Tahun, Ada Patung Pria Memegang Lingga Diapit Macan Tutul

ANKARA - Ukiran relief berusia 11.000 tahun, yang ditemukan di Turki , merupakan ukiran naratif tertua yang pernah tercatat. Sebuah relief batu menampilkan binatang-binatang buas dan dua pria, salah satunya memegang alat kelaminnya.

Ukiran relief ini terdapat di bangku dalam bangunan Neolitik atau Zaman Batu Baru di wilayah Urfa, berukuran tinggi 0,7 hingga 0,9 meter dan panjang 3,7 meter. Relief ukiran batu yang ditemukan ini menampilkan dua macan tutul, seekor banteng, dan dua pria, satu memegang lingga dan yang lainnya memegang ular.

Para arkeolog menemukan ukiran relief ini di Sayburc, sebuah situs Neolitik kira-kira 56 kilometer di timur Sungai Efrat dan 32 km di utara perbatasan Suriah. Sayburc berasal dari milenium kesembilan SM, saat pemburu-pengumpul beralih ke pertanian dan bermukim untuk jangka panjang.



Penggalian di situs tersebut dimulai pada tahun 2021 dan dengan cepat mengungkapkan reruntuhan bangunan komunal. Bangunan itu diukir pada batuan dasar kapur dengan dinding yang dibangun dari batu dan bangku yang menjulang dari lantai.

“Karya seni itu ditemukan di bagian depan salah satu bangku berukir,” kata Eylem Ozdogan, arkeolog Universitas Istanbul dikutip dari laman Live Science, Kamis (8/12/2022).

Menurut penelitian Ozdogan, ada dua adegan terpisah yang dimaksudkan untuk dibaca bersama sebagai karya seni naratif. Mulai dari kiri adalah ukiran banteng yang dangkal dan seorang pria yang saling berhadapan.

Pria itu memiliki perpanjangan berbentuk lingga di perut, dan tangan kirinya yang terangkat dan terbuka memiliki enam jari. Sedangkan tangan kanannya memegang ular atau mainan.




Adegan kedua melibatkan dua macan tutul, mulut terbuka, gigi taring terlihat jelas, ekor panjang melingkar ke arah tubuh, menghadap seorang pria. Dia menatap ke dalam ruangan dan memegang lingga dengan tangan kanannya.

“Dalam hal teknik dan pengerjaan patung relief datar juga sebanding dengan gambar Neolitik Pra-Tembikar lainnya di wilayah tersebut,” tulis Ozdogan.

Jens Notroff, seorang arkeolog Neolitik di Institut Arkeologi Jerman mengatakan bahwa temuan ini dapat membantu para arkeolog menginterpretasikan ikonografi Neolitik di Turki dengan lebih baik. “Sayangnya, kami masih kurang memahami narasi yang sebenarnya. Mungkin ada adegan atau elemen lain di seberang bangku,” ujarnya.