Satelit Basir Keluar Orbit, Amerika Serikat Ejek Iran
A
A
A
NEW YORK - Amerika Serikat ungkap Satelit Payam milik Iran tidak sampai ke orbit. Pasalnya roket yang digunakan untuk meluncurkan satelit tersebut dinilai sebagai pelanggaran oleh AS.
Menurut Menteri Telekomunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi, satelit tersebut dirilis pagi tadi dengan pengangkut satelit Basir.
"Malangnya satelit itu gagal ditempatkan di orbit pada peringkat akhir," katanya.
Tahun lalu Iran baru saja berhasil meluncurkan roket yang dapat membawa satelit ke orbit bumi.
“Pusat Antariksa Imam Khomeini secara resmi dibuka dengan kesuksesan uji coba kendaraan peluncur luar angkasa Simorgh (Phoenix). Simorgh dapat membawa sebuah satelit dengan berat mencapai 250 kilogram (kg) pada orbit 500 kilometer (km),” bunyi pengumuman yang disampaikan stasiun televisi pemerintah Iran, mengutip dari Reuters.
Stasiun televisi tersebut memperlihatkan rekaman peluncuran roket yang dipasang di landasan peluncuran yang membuat gambar-gambar pendiri Republik Islam Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini serta Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
“Pusat Antariksa Imam Khomeini adalah kompleks besar yang berisi tempat persiapan, peluncuran, pengawasan, dan pemanduan satelit,” sambung pemberitaan stasiun televisi tersebut.
Langkah Iran itu dilakukan hanya beberapa hari setelah Kongres Amerika Serikat (AS) mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) sanksi bagi Iran, Rusia, dan Korea Utara (Korut). Iran akan kembali disanksi karena dinilai melanggar Kesepakatan Nuklir yang dicapai pada Juli 2015.
Washington mengingatkan Teheran untuk tidak melakukan uji coba roket atau rudal balistik yang mampu membawa senjata nuklir. Negeri Para Mullah, julukan Iran, berulang kali membantah bahwa rudal mereka dipersiapkan untuk membawa hulu ledak nuklir seperti halnya rudal balistik milik Korut.
Menurut Menteri Telekomunikasi Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi, satelit tersebut dirilis pagi tadi dengan pengangkut satelit Basir.
"Malangnya satelit itu gagal ditempatkan di orbit pada peringkat akhir," katanya.
Tahun lalu Iran baru saja berhasil meluncurkan roket yang dapat membawa satelit ke orbit bumi.
“Pusat Antariksa Imam Khomeini secara resmi dibuka dengan kesuksesan uji coba kendaraan peluncur luar angkasa Simorgh (Phoenix). Simorgh dapat membawa sebuah satelit dengan berat mencapai 250 kilogram (kg) pada orbit 500 kilometer (km),” bunyi pengumuman yang disampaikan stasiun televisi pemerintah Iran, mengutip dari Reuters.
Stasiun televisi tersebut memperlihatkan rekaman peluncuran roket yang dipasang di landasan peluncuran yang membuat gambar-gambar pendiri Republik Islam Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini serta Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
“Pusat Antariksa Imam Khomeini adalah kompleks besar yang berisi tempat persiapan, peluncuran, pengawasan, dan pemanduan satelit,” sambung pemberitaan stasiun televisi tersebut.
Langkah Iran itu dilakukan hanya beberapa hari setelah Kongres Amerika Serikat (AS) mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) sanksi bagi Iran, Rusia, dan Korea Utara (Korut). Iran akan kembali disanksi karena dinilai melanggar Kesepakatan Nuklir yang dicapai pada Juli 2015.
Washington mengingatkan Teheran untuk tidak melakukan uji coba roket atau rudal balistik yang mampu membawa senjata nuklir. Negeri Para Mullah, julukan Iran, berulang kali membantah bahwa rudal mereka dipersiapkan untuk membawa hulu ledak nuklir seperti halnya rudal balistik milik Korut.
(wbs)