Cara Baru Mengubah Panas Menjadi Energi Listrik
A
A
A
JAKARTA - Tim peneliti internasional berhasil menemukan cara baru menangkap panas dan mengubahnya menjadi sumber listrik. Penemuan ini pertama kali dipublikasikan minggu lalu oleh jurnal Science Advance.
Para peneliti berhasil menciptakan cara paling efisien mengubah panas dari polusi knalpot kendaraan atau cerobong asap pabrik menjadi energi listrik.
"Karena penelitian ini kami dapat menciptakan lebih banyak energi listrik dari sumber panas dibandingkan yang sudah ada saat ini," kata Joseph Heremans, Profesor Mechanical and Aerospace Engineering dan Ohio Eminent Scholar in Nanotechnology dari Ohio State University, seperti dilansir dari Science Daily, Jumat (4/10/2019).
Joseph dan tim meneliti partikel kecil bernama paramagnons, yang tidak kategori magnet tetapi memiliki medan magnetik. Hal ini penting, karena ketika dipanaskan, magnet kehilangan energinya dan berubah menjadi paramagnetis. Medan magnet, yang kerap disebut spins, menciptakan jenis energi yang disebut magnon-drag thermoelectricity. Jenis energi tersebut hingga saat ini tidak bisa digunakan untuk menangkap energi pada suhu ruangan.
Menurut penelitian umum, jika paramagnet dipanaskan, tidak akan terjadi apa-apa. Namun, penelitian Heremans membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar. “Apa yang kita temukan adalah cara baru mengubah panas menjadi energi listrik. Termoelektrik konvensional yang selama ini ada tidak efektif menghasilkan listrik sehingga jarang digunakan. Ini mengubah pemahaman,” jelasnya.
Magnet merupakan bagian penting dalam menangkap energi melalui panas. Ketika satu sisi magnet dipanaskan, membuat sisi lainnya memiliki lebih banyak energi magnetik, memproduksi spin, yang mendorong elektron dalam magnet menghasilkan listrik.
Sisi paradoksnya, ketika semakin dipanaskan, magnet justru berubah menjadi paramagnet. Artinya, sebelum penelitian ini ada, tidak ada seorang pun yang menggunakan paramagnet untuk menangkap energi panas. Karena para peneliti berpikir, paramagnet tidak mampu mengumpulkan energi.
Para peneliti menemukan bahwa paramagnet dapat membuat energi hanya dalam waktu nanodetik. Dalam kurun waktu tersebut cukup untuk paramagnet mengumpulkan energi.
Regards,
Para peneliti berhasil menciptakan cara paling efisien mengubah panas dari polusi knalpot kendaraan atau cerobong asap pabrik menjadi energi listrik.
"Karena penelitian ini kami dapat menciptakan lebih banyak energi listrik dari sumber panas dibandingkan yang sudah ada saat ini," kata Joseph Heremans, Profesor Mechanical and Aerospace Engineering dan Ohio Eminent Scholar in Nanotechnology dari Ohio State University, seperti dilansir dari Science Daily, Jumat (4/10/2019).
Joseph dan tim meneliti partikel kecil bernama paramagnons, yang tidak kategori magnet tetapi memiliki medan magnetik. Hal ini penting, karena ketika dipanaskan, magnet kehilangan energinya dan berubah menjadi paramagnetis. Medan magnet, yang kerap disebut spins, menciptakan jenis energi yang disebut magnon-drag thermoelectricity. Jenis energi tersebut hingga saat ini tidak bisa digunakan untuk menangkap energi pada suhu ruangan.
Menurut penelitian umum, jika paramagnet dipanaskan, tidak akan terjadi apa-apa. Namun, penelitian Heremans membuktikan bahwa hal tersebut tidak benar. “Apa yang kita temukan adalah cara baru mengubah panas menjadi energi listrik. Termoelektrik konvensional yang selama ini ada tidak efektif menghasilkan listrik sehingga jarang digunakan. Ini mengubah pemahaman,” jelasnya.
Magnet merupakan bagian penting dalam menangkap energi melalui panas. Ketika satu sisi magnet dipanaskan, membuat sisi lainnya memiliki lebih banyak energi magnetik, memproduksi spin, yang mendorong elektron dalam magnet menghasilkan listrik.
Sisi paradoksnya, ketika semakin dipanaskan, magnet justru berubah menjadi paramagnet. Artinya, sebelum penelitian ini ada, tidak ada seorang pun yang menggunakan paramagnet untuk menangkap energi panas. Karena para peneliti berpikir, paramagnet tidak mampu mengumpulkan energi.
Para peneliti menemukan bahwa paramagnet dapat membuat energi hanya dalam waktu nanodetik. Dalam kurun waktu tersebut cukup untuk paramagnet mengumpulkan energi.
Regards,
(wbs)