30 Juta Nyamuk Hasil Rekayasa Genetika Dilepaskan Setiap Minggunya di 11 Negara
Minggu, 11 Juni 2023 - 17:10 WIB
"Gen fluoresensi digunakan untuk mengidentifikasi nyamuk GM. Gen mematikan, yang lebih tepat disebut varian aktivator transkripsi tetrasiklin (atau tTAV), mengkodekan protein yang memblokir transkripsi beberapa gen lain yang penting untuk perkembangan nyamuk," sambungnya.
Dijelaskan dia, larva nyamuk transgenik yang menghasilkan protein tTAV mati sebelum mencapai kedewasaan. Namun, protein tTAV tidak dapat mencegah transkripsi gen lain ketika berikatan dengan antibiotik tetrasiklin.
"Oleh karena itu, tetrasiklin bertindak sebagai penekan gen mematikan, atau dengan kata lain penawarnya," jelasnya.
Di laboratorium, larva nyamuk transgenik dipelihara dalam air yang mengandung tetrasiklin dan berkembang secara normal menjadi nyamuk dewasa. Ketika nyamuk GM dewasa dilepaskan ke alam liar dan berkembang biak dengan nyamuk liar non-GM, keturunannya mewarisi gen yang mematikan.
"Tanpa tetrasiklin di lingkungan untuk melindungi mereka, keturunannya akan mati," tukasnya.
Dijelaskan dia, larva nyamuk transgenik yang menghasilkan protein tTAV mati sebelum mencapai kedewasaan. Namun, protein tTAV tidak dapat mencegah transkripsi gen lain ketika berikatan dengan antibiotik tetrasiklin.
"Oleh karena itu, tetrasiklin bertindak sebagai penekan gen mematikan, atau dengan kata lain penawarnya," jelasnya.
Di laboratorium, larva nyamuk transgenik dipelihara dalam air yang mengandung tetrasiklin dan berkembang secara normal menjadi nyamuk dewasa. Ketika nyamuk GM dewasa dilepaskan ke alam liar dan berkembang biak dengan nyamuk liar non-GM, keturunannya mewarisi gen yang mematikan.
"Tanpa tetrasiklin di lingkungan untuk melindungi mereka, keturunannya akan mati," tukasnya.
(san)
tulis komentar anda