Ini Penyebab Racun Ular Cepat Menyebar dalam Aliran Darah
Jum'at, 16 Juni 2023 - 18:04 WIB
Racun lainnya merusak sistem otot yang disebut myotoxins. Racun myotoxins menyebabkan kematian jaringan pada otot dan mencegah kontraksi otot. Dengan kata lain menyebabkan kematian jaringan adalah nekrosis.
Biasanya membutuhkan waktu hingga satu jam untuk melihat reaksi racun ular bekerja yang ditandai dengan berkeringat, muntah, penglihatan kabur, dan kesemutan pada anggota badan. Racun ular dapat menyebabkan pendarahan, gagal ginjal, reaksi alergi yang parah, kematian jaringan di sekitar gigitan, atau masalah pernapasan.
Racun ular juga dapat mengakibatkan hilangnya anggota tubuh atau masalah kronis lainnya, bahkan kematian. Menurut laman Science Focus, ular mamba hitam (black mamba) memiliki racun yang bekerja paling cepat dari ular berbisa mana pun, hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk membunuh manusia.
Salah satu kasus gigitan ular berbisa yang fatal dialami Karl P Schmidt, seorang herpetologis Amerika (ahli amfibi dan reptil) yang digigit ular boomslang (Dispholidus typus) pada tahun 1957. Boomslang adalah ular yang sangat berbisa di Afrika dari keluarga elapid atau viper.
Ular Boomslang adalah bagian dari Colubridae dan merupakan spesies bertaring belakang, yang berarti gigi pembawa racunnya berada di bagian belakang mulut. Schmidt meninggal dalam waktu 24 jam dan autopsi mengungkapkan pendarahan internal yang luas di tubuhnya.
Menurut Ronald Jenner, seorang peneliti racun, dalam racun ular Boomslang ada sekelompok komponen enzim yang disebut snake venom metalloproteinases (SVMP). Enzim SVMP secara khusus hadir dalam bisa ular berbisa yang dapat menghancurkan membran luar pembuluh kapiler dan pendarahan internal.
Dalam beberapa kasus enzim SVMP dapat mengaktifkan sistem pembekuan darah, sehingga menyebabkan penggumpalan di sekitar sistem peredaran darah. Enzim ini memiliki kemampuan untuk memblokir pembuluh darah dan menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Schmidt menyimpan catatan harian yang mendetail tentang gejalanya, mulai dari gigitan hingga bagian ibu jarinya yang berdaging hingga jam-jam menjelang kematiannya. Dia melaporkan demam, mual hebat, muntah, nyeri dan pendarahan dari gusi, hidung dan usus serta berbagai efek samping lainnya.
Biasanya membutuhkan waktu hingga satu jam untuk melihat reaksi racun ular bekerja yang ditandai dengan berkeringat, muntah, penglihatan kabur, dan kesemutan pada anggota badan. Racun ular dapat menyebabkan pendarahan, gagal ginjal, reaksi alergi yang parah, kematian jaringan di sekitar gigitan, atau masalah pernapasan.
Racun ular juga dapat mengakibatkan hilangnya anggota tubuh atau masalah kronis lainnya, bahkan kematian. Menurut laman Science Focus, ular mamba hitam (black mamba) memiliki racun yang bekerja paling cepat dari ular berbisa mana pun, hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk membunuh manusia.
Salah satu kasus gigitan ular berbisa yang fatal dialami Karl P Schmidt, seorang herpetologis Amerika (ahli amfibi dan reptil) yang digigit ular boomslang (Dispholidus typus) pada tahun 1957. Boomslang adalah ular yang sangat berbisa di Afrika dari keluarga elapid atau viper.
Ular Boomslang adalah bagian dari Colubridae dan merupakan spesies bertaring belakang, yang berarti gigi pembawa racunnya berada di bagian belakang mulut. Schmidt meninggal dalam waktu 24 jam dan autopsi mengungkapkan pendarahan internal yang luas di tubuhnya.
Menurut Ronald Jenner, seorang peneliti racun, dalam racun ular Boomslang ada sekelompok komponen enzim yang disebut snake venom metalloproteinases (SVMP). Enzim SVMP secara khusus hadir dalam bisa ular berbisa yang dapat menghancurkan membran luar pembuluh kapiler dan pendarahan internal.
Dalam beberapa kasus enzim SVMP dapat mengaktifkan sistem pembekuan darah, sehingga menyebabkan penggumpalan di sekitar sistem peredaran darah. Enzim ini memiliki kemampuan untuk memblokir pembuluh darah dan menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Schmidt menyimpan catatan harian yang mendetail tentang gejalanya, mulai dari gigitan hingga bagian ibu jarinya yang berdaging hingga jam-jam menjelang kematiannya. Dia melaporkan demam, mual hebat, muntah, nyeri dan pendarahan dari gusi, hidung dan usus serta berbagai efek samping lainnya.
tulis komentar anda