2.000 Gempa Telah Terdeteksi, Apakah Ini Tanda Gunung Berapi Super California Akan Meletus?

Selasa, 24 Oktober 2023 - 17:54 WIB
Para ilmuwan di Institut Teknologi California (Caltech) mengidentifikasi lebih dari 2.000 gempa bumi yang terjadi di seluruh Kaldera Long Valley dalam beberapa tahun terakhir. Foto/Daily Mail/Wikipedia
CALIFORNIA - Gunung berapi super California yang memiliki kekuatan untuk mengubur Los Angeles dalam abu setinggi lebih dari 3.000 kaki menunjukkan tanda-tanda peningkatan aktivitas. Para ilmuwan di Institut Teknologi California (Caltech) mengidentifikasi lebih dari 2.000 gempa bumi yang terjadi di seluruh Kaldera Long Valley dalam beberapa tahun terakhir.

Tim peneliti melakukan penyelidikan baru untuk melihat apakah aktivitas seismik tersebut merupakan tanda akan terjadinya malapetaka atau risiko letusan besar semakin berkurang. Para peneliti Caltech membuat gambar bawah tanah kaldera secara rinci dan menemukan bahwa aktivitas seismik baru-baru ini disebabkan oleh cairan dan gas yang dilepaskan saat area tersebut mendingin dan mengendap.

“Kami tidak berpikir wilayah ini bersiap untuk letusan gunung berapi super lainnya. Namun, proses pendinginan mungkin melepaskan cukup banyak gas dan cairan untuk menyebabkan gempa bumi dan letusan kecil,” kata seorang peneliti Caltech Zhongwen Zhan dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail, Selasa (24/10/2023).



Temuan penting dengan gambar tersebut mengungkapkan bahwa ruang magma gunung berapi ditutupi oleh lapisan batuan mengkristal yang mengeras. Proses ini terbentuk saat magma cair mendingin dan membeku.



Gunung berapi yang sudah lama tidak aktif ini adalah lokasi ledakan super 767.000 tahun yang lalu, yang melepaskan material vulkanik sepanjang 140 mil ke atmosfer dan menghancurkan daratan. Zhan dan timnya menempatkan puluhan seismometer di seluruh wilayah Sierra Timur untuk menangkap pengukuran seismik dalam proses yang disebut penginderaan akustik terdistribusi (DAS).



Mereka melintasi 62 mil kaldera dengan kabel untuk mengambil foto bawah tanah. Selama satu setengah tahun, tim menggunakan kabel tersebut untuk mengukur lebih dari 2.000 peristiwa seismik, sebagian besar terlalu kecil untuk dirasakan oleh manusia.

Algoritme pembelajaran mesin kemudian memproses pengukuran tersebut dan mengembangkan gambar yang dihasilkan, yang menunjukkan lokasi setiap gempa. Emily Montgomery-Brown, pakar Kaldera Long Valley yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan kepada LA Times bahwa gelombang gempa bumi dimulai pada tahun 2011.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More