10 Penemuan Menakjubkan di Luar Angkasa Sepanjang 2023
Jum'at, 29 Desember 2023 - 13:14 WIB
7. Musim Panas Terpanas
Tidak semua rekor menjadi prestasi yang diinginkan. Institut Studi Luar Angkasa Goddard milik NASA (GISS) di New York mengonfirmasi musim panas terpanas terjadi di belahan Bumi Utara pada 2023. Angka ini merujuk pada catatan suhu yang dimulai pada 1880, akibat pemanasan global yang disebabkan oleh manusia bersamaan dengan efek El Niño, yang membantu meningkatkan suhu laut.
Para ilmuwan GISS membandingkan suhu global dengan menghubungkannya dengan suhu rata-rata musim panas antara 1950 dan 1980. Mereka menemukan bahwa Juni, Juli, dan Agustus kombinasi secara rata-rata 0,23 derajat Celsius lebih hangat daripada rata-rata tahun 1950–1980. Pada Agustus tercatat 1,2 derajat Celsius lebih hangat. Kondisi ini mungkin tidak terdengar banyak, tetapi upaya untuk mengurangi perubahan iklim bergantung pada menjaga pemanasan global kurang dari 1,5 derajat Celsius di atas rata-rata pra-industri.
"Temperatur yang mencetak rekor pada musim panas 2023 bukan hanya sekumpulan angka — itu menghasilkan konsekuensi dunia nyata," kata Administrator NASA Bill Nelson dalam sebuah pernyataan.
Dampaknya sangat besar bagi lingkungan, termasuk kebakaran hutan besar di Kanada, Yunani, dan Hawaii di antara negara-negara lain, serta gelombang panas mematikan di Eropa daratan, Jepang, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat. "Sayangnya, perubahan iklim sedang terjadi," kata ilmuwan iklim Gavin Schmidt, Direktur GISS.
8. Es Laut Antartika Mencair
Berita tentang iklim yang lebih menyedihkan pada 2023, saat NASA dan Pusat Data Salju dan Es Nasional (NSIDC) di University of Colorado, Boulder menemukan jumlah es laut di perairan Antartika mencapai rekor terendah. Di Arktik, situasinya juga tidak jauh lebih baik. Para ilmuwan menemukan bahwa itu menunjukkan jumlah terendah dari es laut yang diukur sejak catatan dimulai. Luas es laut didefinisikan sebagai area samudra di mana fraksi penutup es minimal 15%.
Menggunakan data satelit untuk mengikuti es laut di sekitar daerah kutub di kedua belahan bumi, para ilmuwan menemukan es laut Antartika hanya menutupi 16,96 juta kilometer persegi dari benua tersebut pada 10 September 2023, yang merupakan terendah sepanjang sejarah. Kondisi terendah sebelumnya terjadi pada 1986, ketika penutupan es laut adalah 1,03 juta kilometer persegi lebih besar dari angka terbaru.
Di Arktik, bahkan lebih sedikit es di area laut dengan perairan yang membeku menyusut hanya menjadi 4,23 juta kilometer persegi pada 19 September. Angka ini setara 1,99 juta kilometer persegi lebih rendah dari rata-rata selama periode antara 1981 dan 2010. "Ini adalah penurunan es laut yang mencatatkan rekor di Antartika," kata Walt Meier dari NSICD dalam sebuah pernyataan.
9. Rekor Daya Tahan Astronot NASA
tulis komentar anda