Ilmuwan Temukan Spesies Baru Ular Anaconda Raksasa di Amazon
Jum'at, 23 Februari 2024 - 14:06 WIB
JAKARTA - Sekelompok ilmuwan menemukan spesies ular anaconda baru berukuran raksasa di kawasan Amazon, Ekuador. Spesies ini diperkirakan sudah ada sejak 10 juta tahun lalu.
Melansir USA Today, Jumat (23/2/2024), tim ilmuwan dari Universitas Queensland dengan bantuan dari suku Huaorani tengah membuat seri dokumenter Disney+ 'Pole to Pole with Will Smith'. Pada saat bersamaan, spesies anaconda raksasa yang diyakini sebagai terbesar di dunia berhasil ditemukan.
Profesor Bryan Fry yang memimpin penelitian mengaku takjub atas temuannya. "Ukuran makhluk-makhluk indah ini sungguh luar biasa. Seekor anaconda betina yang kami temui memiliki panjang yang mengagumkan, yaitu 6,3 meter," katanya.
Semuanya berawal dari undangan Kepala Huaorani Penti Baihua untuk masuk ke wilayah Huaorani Baihuaeri di Amazon Ekuador yang langka. Lantaran sejak 1958, suku tersebut menutup diri. "Tim kami menerima undangan langka untuk menjelajahi wilayah tersebut dan mengumpulkan sampel dari populasi anaconda," katanya.
Kepala Baihua memimpin tim Fry dalam pencarian selama 10 hari untuk anaconda yang dianggap sebagai makhluk suci bagi suku tersebut. Tim tersebut menggunakan perahu kano ke hilir sungai di wilayah Bameno di mana mereka menemukan beberapa anaconda yang bersembunyi di sungai dangkal, bersiap untuk mencari mangsa.
Kelompok itu kemudian menangkap beberapa spesimen dari spesies tersebut yang mereka beri nama anaconda hijau utara (Eunectes akayima). "Kunci untuk memahami penemuan ini adalah perbedaan dalam jangkauan geografis spesies anaconda," kata Fry.
Wilayah Amazon memiliki dua cekungan terpisah. Cekungan yang lebih besar di selatan (Brasil, Bolivia, Peru, dan sebagian Guyana Prancis) adalah rumah bagi anaconda hijau . Cekungan yang lebih kecil di utara (Kolombia, Ekuador, Guyana, Suriname, Trinidad, Venezuela, dan sebagian Guyana Prancis) menjadi rumah bagi anaconda hijau utara yang baru ditemukan.
Kedua spesies ini berbeda secara genetik sebesar 5,5% dan cukup signifikan – untuk membandingkannya, manusia berbeda dengan simpanse hanya sekitar 2%. Detail tentang ular yang ditemukan telah diterbitkan dalam makalah ilmiah MDPI Diversity. Fry mengatakan bahwa pekerjaan timnya di Amazon masih jauh dari hasil final. Pencemar seperti kadmium dan timbal telah merambah jalinan yang lemah dari ekosistem ini sebagai konsekuensi dari tumpahan minyak yang sering mengganggu Amazon Yasuni.
Tim Fry berharap dapat memantau reproduksi anaconda hijau utara untuk mendapatkan wawasan yang lebih besar tentang kesehatan ekosistem secara keseluruhan.
Melansir USA Today, Jumat (23/2/2024), tim ilmuwan dari Universitas Queensland dengan bantuan dari suku Huaorani tengah membuat seri dokumenter Disney+ 'Pole to Pole with Will Smith'. Pada saat bersamaan, spesies anaconda raksasa yang diyakini sebagai terbesar di dunia berhasil ditemukan.
Profesor Bryan Fry yang memimpin penelitian mengaku takjub atas temuannya. "Ukuran makhluk-makhluk indah ini sungguh luar biasa. Seekor anaconda betina yang kami temui memiliki panjang yang mengagumkan, yaitu 6,3 meter," katanya.
Semuanya berawal dari undangan Kepala Huaorani Penti Baihua untuk masuk ke wilayah Huaorani Baihuaeri di Amazon Ekuador yang langka. Lantaran sejak 1958, suku tersebut menutup diri. "Tim kami menerima undangan langka untuk menjelajahi wilayah tersebut dan mengumpulkan sampel dari populasi anaconda," katanya.
Kepala Baihua memimpin tim Fry dalam pencarian selama 10 hari untuk anaconda yang dianggap sebagai makhluk suci bagi suku tersebut. Tim tersebut menggunakan perahu kano ke hilir sungai di wilayah Bameno di mana mereka menemukan beberapa anaconda yang bersembunyi di sungai dangkal, bersiap untuk mencari mangsa.
Kelompok itu kemudian menangkap beberapa spesimen dari spesies tersebut yang mereka beri nama anaconda hijau utara (Eunectes akayima). "Kunci untuk memahami penemuan ini adalah perbedaan dalam jangkauan geografis spesies anaconda," kata Fry.
Wilayah Amazon memiliki dua cekungan terpisah. Cekungan yang lebih besar di selatan (Brasil, Bolivia, Peru, dan sebagian Guyana Prancis) adalah rumah bagi anaconda hijau . Cekungan yang lebih kecil di utara (Kolombia, Ekuador, Guyana, Suriname, Trinidad, Venezuela, dan sebagian Guyana Prancis) menjadi rumah bagi anaconda hijau utara yang baru ditemukan.
Kedua spesies ini berbeda secara genetik sebesar 5,5% dan cukup signifikan – untuk membandingkannya, manusia berbeda dengan simpanse hanya sekitar 2%. Detail tentang ular yang ditemukan telah diterbitkan dalam makalah ilmiah MDPI Diversity. Fry mengatakan bahwa pekerjaan timnya di Amazon masih jauh dari hasil final. Pencemar seperti kadmium dan timbal telah merambah jalinan yang lemah dari ekosistem ini sebagai konsekuensi dari tumpahan minyak yang sering mengganggu Amazon Yasuni.
Tim Fry berharap dapat memantau reproduksi anaconda hijau utara untuk mendapatkan wawasan yang lebih besar tentang kesehatan ekosistem secara keseluruhan.
(msf)
tulis komentar anda