Turbulensi Pesawat: Mengapa Ancaman Langit Ini Semakin Sering Terjadi?

Rabu, 03 Juli 2024 - 15:07 WIB
Turbulensi adalah bagian alami dari penerbangan, namun perubahan iklim menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitasnya. Foto: ist
JAKARTA - Turbulensi adalah bagian alami dari penerbangan, namun perubahan iklim menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitasnya. Foto:

Turbulensi parah menyebabkan 30 orang terluka dalam penerbangan Air Europa Boeing 787-9 Dreamliner di atas Samudra Atlantik pada hari Senin (1/7/2024) silam. Guncangan hebat tersebut membuat para penumpang terlempar dari kursi mereka. Sebelumnya, kasus turbulensi fatal juga dialami Singapore Airlines SQ 321, Selasa (21/5/2024). Pesawat itu mengalami turbulensi hampa (CAT) yang terjadi di langit cerah.

Apa Itu Turbulensi?

Isabel Smith dari Departemen Meteorologi Universitas Reading mengatakan, turbulensi adalah gerakan udara yang kacau, disebabkan oleh gesekan angin atau aliran udara yang dipaksa naik ke atas pegunungan.

“Bayangkan atmosfer sebagai cairan besar dengan gelombang udara yang bergerak di seluruh dunia. Ketika udara menjadi tidak stabil, ia pecah menjadi pusaran kacau yang bergerak cepat. Pesawat yang menemui turbulensi akan terguncang saat bertemu dengan aliran udara yang berputar cepat ini,” ungkapnya.

Apakah Turbulensi Berbahaya?

Meskipun turbulensi ringan mungkin hanya menyebabkan sedikit guncangan dan tumpahan minuman, turbulensi parah dapat menjadi berbahaya.



Namun, jangan khawatir, turbulensi parah sangat jarang terjadi. “Kurang dari satu persen atmosfer mengandung turbulensi parah,” kata Isabel. “Anda lebih mungkin mengalami turbulensi ringan, yang akan mengguncang Anda dan mungkin menumpahkan beberapa minuman tetapi tidak berbahaya,” tambahnya.

Apakah Turbulensi Semakin Sering Terjadi?

Jawabannya adalah ya. Perubahan iklim menyebabkan peningkatan turbulensi. "Peningkatan gas rumah kaca memerangkap panas di troposfer, yang biasanya akan dilepaskan ke stratosfer. Oleh karena itu, stratosfer mendingin pada tingkat yang sama dengan pemanasan troposfer," jelas Isabel.

Gradien suhu vertikal yang lebih kuat ini menyebabkan jet stream yang lebih kacau dan tidak stabil, sehingga meningkatkan jumlah turbulensi udara cerah (CAT).
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More