Catat! Ini Daerah di Indonesia yang masih Banyak Harimau
Senin, 29 Juli 2024 - 18:05 WIB
JAKARTA - Indonesia merupakan negara kepulauan yang mencakup lebih dari 17 ribu pulau dengan luas wilayah daratan sekitar 1.913.578,68 kilometer persegi (km²) dan perairan 6.653.341,439 km². Jika ditotal, luas wilayah Indonesia mencapai sekitar 8.566.920,119 km².
Dari sekian banyaknya pulau dan luasnya wilayah yang dimiliki, ada sejumlah daerah di Indonesia yang masih banyak harimau . Mereka hidup di alam liar, taman margasatwa dan taman nasional yang berstatus sebagai hutan lindung.
Hingga kini hanya harimau Sumatera yang masih bertahan hidup di Indonesia. Spesies harimau lain seperti harimau Jawa dan harimau Bali telah punah. Sebagai satwa langka yang dilindungi populasi harimau Sumatera diperkirakan sekitar 400 ekor tersebar di berbagai area.
Populasi Harimau Sumatera tersebut diketahui dari penghitungan menggunakan metode kamera jebak, identifikasi jejak, kotoran dan cakaran. Keberadaannyadilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam.
Melansir berbagai sumber, Senin (29/7/2024) daerah di Indonesia yang masih banyak harimau Sumatera adalah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Aceh. "Dari 400 ekor itu tersebar di Gunung Leuser hingga Kerumutan, Rimbang Baling, Bukit Tiga Puluh sampai ke Lampung," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno.
Ekosistem Harimau Sumatera lainnya berada diProvinsi Bengkulu, tepatnya di wilayah Kabupaten Lebong seperti di Rimbo Pengadang, Ladang Palembang, Ketenong, Bukit Resam serta Kabupaten Mukomuko.
Di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Harimau Sumatera teridentifikasi, namuntidak pernah turun gunung. Penampakannya terlihat saat melakukan perlintasan ke arah Kabupaten Lebong. Menyempitnya wilayah ekosistem Harimau Sumatera membuat pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk menjaga kesimbangan alam dan habitatnya.
Upaya ini untuk memertahankan kecukupan pakan dalam rantai makanan Harimau Sumatera yang menjadi predator puncak ini. "Mereka (satwa liar) tidak akan menggangu manusia jika tidak diganggu keluarganya, habitatnya dan rantai makanannya," ujar Wiratno.
Dari sekian banyaknya pulau dan luasnya wilayah yang dimiliki, ada sejumlah daerah di Indonesia yang masih banyak harimau . Mereka hidup di alam liar, taman margasatwa dan taman nasional yang berstatus sebagai hutan lindung.
Hingga kini hanya harimau Sumatera yang masih bertahan hidup di Indonesia. Spesies harimau lain seperti harimau Jawa dan harimau Bali telah punah. Sebagai satwa langka yang dilindungi populasi harimau Sumatera diperkirakan sekitar 400 ekor tersebar di berbagai area.
Populasi Harimau Sumatera tersebut diketahui dari penghitungan menggunakan metode kamera jebak, identifikasi jejak, kotoran dan cakaran. Keberadaannyadilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam.
Melansir berbagai sumber, Senin (29/7/2024) daerah di Indonesia yang masih banyak harimau Sumatera adalah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Aceh. "Dari 400 ekor itu tersebar di Gunung Leuser hingga Kerumutan, Rimbang Baling, Bukit Tiga Puluh sampai ke Lampung," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno.
Ekosistem Harimau Sumatera lainnya berada diProvinsi Bengkulu, tepatnya di wilayah Kabupaten Lebong seperti di Rimbo Pengadang, Ladang Palembang, Ketenong, Bukit Resam serta Kabupaten Mukomuko.
Di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Harimau Sumatera teridentifikasi, namuntidak pernah turun gunung. Penampakannya terlihat saat melakukan perlintasan ke arah Kabupaten Lebong. Menyempitnya wilayah ekosistem Harimau Sumatera membuat pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk menjaga kesimbangan alam dan habitatnya.
Upaya ini untuk memertahankan kecukupan pakan dalam rantai makanan Harimau Sumatera yang menjadi predator puncak ini. "Mereka (satwa liar) tidak akan menggangu manusia jika tidak diganggu keluarganya, habitatnya dan rantai makanannya," ujar Wiratno.
(msf)
tulis komentar anda