Mengenal 3 Harimau Terbuas di Indonesia, Apa Saja?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harimau merupakan hewan buas pemakan daging alias karnivora. Mereka memangsa buruannya untuk bertahan hidup. Rusaknya ekosistem hutan terkadang membuat mereka masuk ke permukiman untuk mencari makan, hingga muncul kasus-kasus harimau menyerang manusia.
Di dunia terdapat sembilan subspesies harimau dan tiga di antaranya ada di Indonesia. Tiga harimau terbuas di Indonesia ini tersebar luas di berbagai wilayah, yaitu Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.
Harimau terbuas di Indonesia yang pertama adalah Harimau Jawa . Sayangnya, harimau Jawa telah punah sekitar tahun 1980-an akibat perburuan liar dan menyusutnya habitat akibat pembukaan lahan pertanian dan permukiman. Kini tidak tersisa satu pun Harimau Jawa baik di alam liar maupun taman konservasi.
Ukuran tubuh harimau ini lebih besar daripada harimau Bali dan sedikit lebih kecil dari harimau Sumatera. Harimau jawa jantan mempunyai berat 150-200 kg dan panjangnya kira-kira 2,50 meter. Betina berbobot lebih ringan, yaitu 75-115 Kg dan sedikit lebih pendek dari harimau jantan.
Sebelum punah, Harimau Jawa pernah hidup di wilayah Jampang Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Pangrango, Yogyakarta, Probolinggo, Blitar, Banyuwangi, Tulungagung, hingga Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.
Dilansir dari Edunitas.com, pada akhir abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di alam liar. Pada tahun 1940-an, harimau jawa hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil. Ada usaha-usaha untuk menyelamatkan harimau ini dengan membuka beberapa taman nasional. Namun, ukuran taman ini terlalu kecil dan mangsa harimau terlalu sedikit.
Pada tahun 1950-an, ketika populasi harimau jawa hanya tinggal 25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di Taman Nasional Ujung Kulon. Sepuluh tahun kemudian jumlah ini kian menyusut. Pada tahun 1972, hanya ada sekitar 7 harimau yang tinggal di Taman Nasional Meru Betiri. Walaupun taman nasional ini dilindungi, banyak yang membuka lahan pertanian dan membuat harimau jawa semakin terancam hingga kemudian diperkirakan punah pada tahun 80-an.
Di alam liar, kini tinggal macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Keberadaannya terpantau di beberapa wilayah di Pulau Jawa di antaranya di Jawa Barat, Kangean, Nusa Kambangan dan Pulau Sempu.
Harimau terbuas di Indonesia yang kedua adalah harimau Bali. Sayang, harimau ini sudah punah tahun 1940-an akibat perburuan liar dan menyusutnya habitat. Harimau ini adalah harimau terkecil dari ketiga subspesies; harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan subspesies ini dinyatakan punah pada 27 September 1937.
Dari segi ukuran tubuh, Harimau Bali hampir sama dengan singa gunung atau macan tutul. Harimau ini memiliki bulu pendek berwarna oranye kekuningan tua dan garis-garis hitam yang relatif lebih sedikit. Pola berbentuk bar yang ada di kepala serta bulu putih di perut bagian bawah menonjol dibandingkan bulu oranye tua. Bulu itu kontras di tubuhnya mengikuti garis melengkung.
Jejak keberadaan harimau Bali kini terdokumentasi di British Museum di London. Di sini tersimpain dua kulit dan tiga tengkorak harimau Bali. Museum lain yang menyimpan sisa-sisa harimau Bali adalah Museum Naturkunde di Stuttgart, Museum Senckenberg di Frankfurt, Museum Zoologi Bogor, Indonesia dan Museum Naturalis di Leiden, Belanda.
Harimau terbuas di Indonesia yang ketiga adalah harimau Sumatera. Harimau Sumatera masih bertahan hidup dan diperkirakan tersisa sekitar 400 ekor di Indonesia. Dilansir dari laman KLHK, Harimau sumatera masuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah.
Propinsi Riau adalah rumah bagi sepertiga dari seluruh populasi harimau sumatera. Salah habitatnya adalah Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Berdasarkan data kompilasi mitra YPKHS dan balai TNBT pada tahun 2017, harimau sumatera yang hidup di TNBT berjumlah 47 ekor. Jumlah ini semakin meningkat semenjak pendataan awal yang berjumlah hanya 35 ekor saja.
Harimau sumatera memiliki tubuh relatif kecil dibandingkan semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini. Ciri khusus harimau sumatera ini yaitu berwarna kulit paling gelap dibanding seluruh jenis harimau, mulai dari kuning kemerahan hingga oranye tua.
Di dunia terdapat sembilan subspesies harimau dan tiga di antaranya ada di Indonesia. Tiga harimau terbuas di Indonesia ini tersebar luas di berbagai wilayah, yaitu Pulau Jawa, Bali dan Sumatera.
Berikut daftar harimau terbuas di Indonesia dilansir dari berbagai sumber, Jumat (22/3/2024) :
1. Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)
Harimau terbuas di Indonesia yang pertama adalah Harimau Jawa . Sayangnya, harimau Jawa telah punah sekitar tahun 1980-an akibat perburuan liar dan menyusutnya habitat akibat pembukaan lahan pertanian dan permukiman. Kini tidak tersisa satu pun Harimau Jawa baik di alam liar maupun taman konservasi.
Ukuran tubuh harimau ini lebih besar daripada harimau Bali dan sedikit lebih kecil dari harimau Sumatera. Harimau jawa jantan mempunyai berat 150-200 kg dan panjangnya kira-kira 2,50 meter. Betina berbobot lebih ringan, yaitu 75-115 Kg dan sedikit lebih pendek dari harimau jantan.
Sebelum punah, Harimau Jawa pernah hidup di wilayah Jampang Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Pangrango, Yogyakarta, Probolinggo, Blitar, Banyuwangi, Tulungagung, hingga Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.
Dilansir dari Edunitas.com, pada akhir abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di alam liar. Pada tahun 1940-an, harimau jawa hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil. Ada usaha-usaha untuk menyelamatkan harimau ini dengan membuka beberapa taman nasional. Namun, ukuran taman ini terlalu kecil dan mangsa harimau terlalu sedikit.
Pada tahun 1950-an, ketika populasi harimau jawa hanya tinggal 25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di Taman Nasional Ujung Kulon. Sepuluh tahun kemudian jumlah ini kian menyusut. Pada tahun 1972, hanya ada sekitar 7 harimau yang tinggal di Taman Nasional Meru Betiri. Walaupun taman nasional ini dilindungi, banyak yang membuka lahan pertanian dan membuat harimau jawa semakin terancam hingga kemudian diperkirakan punah pada tahun 80-an.
Di alam liar, kini tinggal macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Keberadaannya terpantau di beberapa wilayah di Pulau Jawa di antaranya di Jawa Barat, Kangean, Nusa Kambangan dan Pulau Sempu.
2. Harimau Bali (Panthera tigris balica)
Harimau terbuas di Indonesia yang kedua adalah harimau Bali. Sayang, harimau ini sudah punah tahun 1940-an akibat perburuan liar dan menyusutnya habitat. Harimau ini adalah harimau terkecil dari ketiga subspesies; harimau terakhir ditembak pada tahun 1925, dan subspesies ini dinyatakan punah pada 27 September 1937.
Dari segi ukuran tubuh, Harimau Bali hampir sama dengan singa gunung atau macan tutul. Harimau ini memiliki bulu pendek berwarna oranye kekuningan tua dan garis-garis hitam yang relatif lebih sedikit. Pola berbentuk bar yang ada di kepala serta bulu putih di perut bagian bawah menonjol dibandingkan bulu oranye tua. Bulu itu kontras di tubuhnya mengikuti garis melengkung.
Jejak keberadaan harimau Bali kini terdokumentasi di British Museum di London. Di sini tersimpain dua kulit dan tiga tengkorak harimau Bali. Museum lain yang menyimpan sisa-sisa harimau Bali adalah Museum Naturkunde di Stuttgart, Museum Senckenberg di Frankfurt, Museum Zoologi Bogor, Indonesia dan Museum Naturalis di Leiden, Belanda.
3. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Harimau terbuas di Indonesia yang ketiga adalah harimau Sumatera. Harimau Sumatera masih bertahan hidup dan diperkirakan tersisa sekitar 400 ekor di Indonesia. Dilansir dari laman KLHK, Harimau sumatera masuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah.
Propinsi Riau adalah rumah bagi sepertiga dari seluruh populasi harimau sumatera. Salah habitatnya adalah Taman Nasional Bukit Tigapuluh. Berdasarkan data kompilasi mitra YPKHS dan balai TNBT pada tahun 2017, harimau sumatera yang hidup di TNBT berjumlah 47 ekor. Jumlah ini semakin meningkat semenjak pendataan awal yang berjumlah hanya 35 ekor saja.
Harimau sumatera memiliki tubuh relatif kecil dibandingkan semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini. Ciri khusus harimau sumatera ini yaitu berwarna kulit paling gelap dibanding seluruh jenis harimau, mulai dari kuning kemerahan hingga oranye tua.
(msf)