Ilmuwan Temukan Pohon yang Mampu Cegah Perubahan Iklim

Rabu, 25 September 2024 - 22:00 WIB


Dinding sel angiosperma memiliki unit dasar yang lebih sempit yang disebut makrofibril, dibandingkan dengan gymnosperma. Angiosperma—biasanya pohon gugur (oak, birch, dan maple) yang menghasilkan biji yang dilindungi oleh buah—dianggap sebagai kayu keras.

Gymnosperma, di sisi lain, berupa kayu lunak, termasuk kategori seperti konifer penghasil kerucut. Menurut penelitian ini, angiosperma berdaun lebar biasanya memiliki makrofibril (filamen yang terbuat dari selulosa) berdiameter sekitar 15 nanometer, sedangkan makrofibril pada kayu lunak berukuran sekitar 25 nanometer.

Pohon tulip, bersama dengan kerabat aslinya dari Cina (Liriodendron chinense), biasanya dianggap sebagai kayu keras. Tetapi, anehnya, kedua spesies memiliki ukuran makrofibril yang tepat di tengah dua jenis pohon ini.

“Kami menunjukkan Liriodendrons memiliki struktur makrofibril menengah yang secara signifikan berbeda dari struktur kayu lunak atau kayu keras,” kata Jan Łyczakowski, salah satu penulis penelitian dari Jagiellonian University, dalam sebuah pernyataan pers.

Liriodendrons menyimpang dari pohon magnolia sekitar 30-50 juta tahun lalu, bertepatan dengan penurunan karbondioksida di atmosfer yang cepat. Hal ini mungkin membantu menjelaskan mengapa pohon tulip sangat efektif dalam penyimpanan karbon.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam The Conversation minggu ini oleh Łyczakowski dan Wightman, mereka menjelaskan ketika pohon-pohon ini pertama kali berevolusi, karbondioksida atmosfer turun dari 1.000 bagian per juta (ppm) menjadi sekitar 500 ppm. Hal ini kemungkinan menyebabkan pohon mengembangkan metode untuk penangkapan karbon yang lebih efektif, pada dasarnya mengubahnya menjadi pohon yang sempurna untuk membantu memerangi krisis iklim saat ini.

Pemahaman ini dapat membantu para ilmuwan menangkap karbon secara lebih efektif di hutan perkebunan, atau bahkan membiakkan kayu serupa pohon tulip ke spesies lain untuk meningkatkan nafsu makan karbon mereka. Untuk saat ini, jenis kayu baru ini menimbulkan pertanyaan tentang pohon lain mana yang mungkin memiliki atribut kayu tengah serupa.

"Kami sekarang melihat apakah struktur kayunya yang tampaknya unik adalah satu-satunya alasan mengapa ia menjadi raja penangkapan karbon, dan kami memperluas pencarian kami untuk mengetahui apakah ada lebih banyak pohon kayu tengah—atau bahkan lebih banyak jenis kayu baru di luar sana," katanya.
(msf)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More