Mengenal Kapsul Bunuh Diri Sarco: Teknologi Kontroversial yang Menggemparkan Dunia

Sabtu, 28 September 2024 - 10:05 WIB
Kapsul Sarco adalah gagasan Philip Nitschke, seorang dokter Australia yang dikenal karena advokasinya untuk bunuh diri sejak 1990-an. Karyanya telah memainkan peran penting dalam diskusi yang sedang berlangsung seputar etika dan legalitas eutanasia, menurut CNN.

Kapsul Sarco yang dapat dicetak 3D membutuhkan biaya lebih dari Rp10 miliar untuk penelitian dan pengembangan di Belanda selama 12 tahun, menurut AFP.

Bagaimana cara kerja kapsul Sarco?

Kapsul Sarco menggantikan oksigen di dalam dengan nitrogen, yang mengakibatkan kematian akibat hipoksia. Untuk mengoperasikan kapsul Sarco, individu yang ingin mati harus mengikuti beberapa langkah:

Untuk menggunakan Sarco, individu harus terlebih dahulu lulus penilaian psikiatri.

Pengguna naik ke dalam kapsul, menutup penutupnya, dan menjawab pertanyaan otomatis tentang identitas dan pemahaman mereka tentang proses tersebut.

Setelah tombol ditekan, kadar oksigen dalam kapsul turun dari 21% menjadi 0,05% dalam waktu kurang dari 30 detik.

Individu dengan cepat kehilangan kesadaran dan meninggal dalam waktu sekitar lima menit.

Tombol keluar darurat juga terletak di dalam kapsul, menyediakan rute pelarian potensial jika diperlukan.

Setelah proses hipoksia selesai, kapsul yang dapat terurai secara hayati dapat dilepas dari dasar mesin, memungkinkannya untuk berfungsi sebagai peti mati individu yang telah meninggal.

Exit International milik Nitschke, yang memiliki Sarco, adalah organisasi nirlaba yang didanai oleh sumbangan, dengan pengguna hanya membayar 18 franc Swiss (sekitar Rs 1.769) untuk nitrogen.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More