Bahaya, 3 Senjata Ini Paling Banyak Membunuh Umat Manusia

Rabu, 02 Oktober 2024 - 19:00 WIB
Senjata yang jumlahnya paling besar di dunia ini banyak digunakan dalam peristiwa kriminalitas dan terorisme. Militer AS juga telah mendistribusikan senjata ini dalam konflik di Afghanistan dan Irak. Masa pakainya hingga 20 hingga 40 tahun, senapan AK mudah dipindahkan dan digunakan kembali.

Harganya bisa mencapai ratusan dolar AS, tapi beberapa AK-47 bisa dibeli dengan harga sekitar Rp 700 ribu. Produksi besar di seluruh dunia, terutama di negara dengan biaya buruh rendah menekan harga senapan AK.

2. Bom Nuklir



Peristiwa bom atom Hiroshima , Jepang yang dinamai Little Boy awalnya menewaskan 70.000 orang. Puluhan ribu lainnya menderita penyakit radiasi selama bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya. Ledakan bom Little Boy yang dijatuhkan di Hiroshima setara dengan sekitar 15 kiloton TNT.

Sementara ICBM Rusia RS-28 Sarmat (dijuluki Satan 2 oleh NATO) dirancang untuk membawa hulu ledak 2.000 kali lebih kuat dari Little Boy. Insinyur Rusia mengklaim bahwa satu rudal Satan 2 dapat melenyapkan area sebesar Texas atau Prancis. Meskipun perjanjian pembatasan senjata secara drastis mengurangi jumlah persenjataan nuklir, diperkirakan masih ada sekitar 15.000 senjata nuklir di Bumi. Lebih dari 90 persen senjata tersebut dimiliki oleh Amerika Serikat dan Rusia.



3. Senjata biologis



Dalam sejarah konflik bersenjata, penyakit sering kali menelan lebih banyak korban jiwa daripada pertempuran. Memasukkan bahan berinfeksi secara sengaja ke medan perang adalah strategi yang sebenarnya tak disukai, karena senjata biologis cenderung tidak dapat diprediksi daripada senjata kimia.

Virus dan bakteri tidak diskriminatif memilih korbannya. Salah satu contohnya peristiwa Kematian Hitam merenggut 25 juta nyawa. Senjata biologis telah dilarang berdasarkan Protokol Jenewa tahun 1925, tetapi Jepang menggunakan senjata biologis di China dan melakukan program eksperimen yang luas yang membunuh lebih dari 3.000 subjek uji manusia.

Konvensi Senjata Biologis dimaksudkan untuk membatasi pengembangan dan penyimpanan agen biologis, tetapi terungkap bahwa Uni Soviet telah terlibat dalam program senjata biologis rahasia besar-besaran sejak hari ia menandatangani perjanjian tersebut pada 1972. Tanpa sistem inspeksi dan penegakan yang invasif, Konvensi Senjata Biologis berfungsi lebih sebagai pernyataan tentang norma global mengenai senjata perang daripada sebagai larangan aktual terhadap agen biologis.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More