Sering Mimpi Buruk saat Tidur, Ilmuwan Temukan Cara untuk Mengatasinya

Kamis, 31 Oktober 2024 - 20:48 WIB
Dalam IMT, pasien diminta untuk menulis ulang mimpi buruk yang paling mengerikan dan sering terjadi agar dapat menuliskan akhir yang bahagia di atas kertas, lalu “melatih” cerita tertulis tersebut di dalam kepala mereka, dalam upaya untuk menulis ulang mimpi buruk tersebut.

Metode ini membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan mimpi buruk, tetapi pengobatan ini tidak efektif untuk semua pasien.

Untuk meningkatkan efektivitas metode ini, para ilmuwan memperkenalkan metode lain yang disebut- pengaktifan kembali memori tertarget (TMR). Berdasarkan percobaan tahun 2010, dalam metode ini, suara-suara tertentu yang terkait dengan stimulus tertentu diputar saat orang-orang sedang tidur. Ditemukan bahwa TMR membantu meningkatkan memori terhadap stimulus tersebut.

Setelah peserta penelitian menyelesaikan buku harian mimpi dan tidur selama dua minggu, semua relawan diberi satu sesi IRT.

Setengah dari kelompok menjalani sesi TMR, yang menciptakan hubungan antara versi positif mimpi buruk mereka dan suara. Setengah lainnya berperan sebagai kelompok kontrol, yang membayangkan versi mimpi buruk yang tidak terlalu mengerikan tanpa terpapar suara positif.

Pada awal penelitian, kelompok kontrol mengalami rata-rata 2,58 mimpi buruk per minggu, dan kelompok TMR mengalami rata-rata 2,94 mimpi buruk per minggu.

Pada akhir penelitian, kelompok kontrol mengalami 1,02 mimpi buruk per minggu, sementara kelompok TMR hanya mengalami 0,19. Yang lebih menjanjikan lagi, kelompok TMR melaporkan peningkatan mimpi bahagia.

Pada tindak lanjut tiga bulan, mimpi buruk sedikit meningkat di kedua kelompok, masing-masing menjadi 1,48 dan 0,33 per minggu.

Namun, itu masih merupakan penurunan yang mengesankan dalam frekuensi mimpi buruk, kata para peneliti, yang menunjukkan bahwa penggunaan TMR untuk mendukung IRT menghasilkan pengobatan yang lebih efektif.

"Kami mengamati penurunan cepat mimpi buruk, bersamaan dengan mimpi yang menjadi lebih positif secara emosional. Bagi kami, para peneliti dan dokter, temuan ini sangat menjanjikan baik untuk studi pemrosesan emosional selama tidur maupun untuk pengembangan terapi baru," kata Perogamvros.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More