Kabar Gembira, Ilmuwan Israel: Ada Penurunan Infeksi karena Vaksin COVID

Sabtu, 06 Februari 2021 - 10:35 WIB
Segal dan timnya tidak mengamati tren ini selama penguncian nasional pada bulan September, sebelum vaksin diluncurkan. “Semua ini memberi tahu kita bahwa vaksin benar-benar mulai berpengaruh pada angka nasional,” katanya.

Tetapi para peneliti tidak dapat mengukur besarnya dampak, kata Dvir Aran, ilmuwan data biomedis di Technion Israel Institute of Technology di Haifa. "Mereka juga belum dapat menghitung keefektifan vaksin di dunia nyata, karena mereka tidak memiliki data tentang kasus dan rawat inap individu yang divaksinasi secara khusus," katanya.



Namun, sambung dia, tim tersebut mampu mengekstrak informasi dari data dunia nyata yang berantakan untuk menunjukkan bahwa vaksin bekerja sangat mengesankan.

Menunggu

Para peneliti di Israel sebenarnya berharap untuk melihat manfaat vaksinasi beberapa pekan sebelumnya. Tetapi distribusinya bertepatan dengan lonjakan kasus, dan kedatangan varian B.1.1.7 dan 501.V2 yang berpotensi sangat menular, yang bisa saja dibatalkan. potensi penurunan kasus akibat vaksin. “Orang-orang mulai berpikir bahwa mungkin vaksin itu tidak berfungsi,” kata Aran.

Tetapi mencari tahu apakah vaksin berada di belakang penurunan kasus -atau apakah trennya didorong oleh perubahan perilaku orang- sangat sulit, kata Ran Balicer, ahli epidemiologi di penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, Clalit Health Services, di Tel Aviv.

Misalnya, orang yang memilih divaksinasi terlebih dahulu bisa jadi juga yang lebih berhati-hati. Aran memperingatkan vaksin tidak boleh dilihat sebagai peluru ajaib. Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa orang yang divaksinasi -sekitar 40% dari total populasi Israel - secara tidak langsung melindungi orang yang tidak divaksinasi.

“Anda perlu memvaksinasi lebih dari sepertiga populasi untuk benar-benar melihat penurunan penularan,” katanya.

Sekelompok peneliti di Inggris, mengatakan, mereka telah melihat tanda-tanda awal bahwa vaksin Pfizer telah berkontribusi pada penurunan petugas kesehatan yang dinyatakan positif terkena virus. "Petugas kesehatan yang divaksinasi 53% lebih kecil kemungkinannya untuk dites positif SARS-CoV-2 12 hari setelah dosis pertama mereka daripada pekerja yang tidak divaksinasi," kata Tim Spector, ahli epidemiologi genetik di King's College London, yang mempresentasikan hasil awal secara online dalam webinar pada 3 Februari kemarin.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More