Varian Omicron: Mutasi dan Dampak yang Perlu Diketahui
Selasa, 30 November 2021 - 15:50 WIB
Infeksi pertama yang dilaporkan di Afrika Selatan terjadi pada mahasiswa tidak ada gejala yang parah. Belum diketahui apakah varian tersebut akan menyebabkan penyakit yang lebih parah pada pasein berisiko tinggi, seperti orang tua.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Dr Angelique Coetzee mengatakan bahwa pasien varian Omicron memiliki gejala "sangat ringan". Tidak ada pasiennya yang kehilangan rasa atau bau, dan tidak perlu dirawat di rumah sakit. “Dari beberapa lusin pasien yang dites positif COVID-19, sebagian besar adalah pria muda sehat yang muncul dengan gejala kelelahan," kata Coetzee.
Efektivitas vaksin
Para ahli khawatir bahwa vaksin kurang efektif untuk menghadapi varian Omicron karena punya banyak mutasi pada protein peplomer (protein lonjakan). Namun, vaksin tetap mampu memberikan perlindungan terhadap mutasi varian baru Omicron.
Dalam virologi protein peplomer adalah protein yang membentuk struktur besar yang dikenal sebagai lonjakan atau peplomer. Peplomer bagian protein yang menonjol dari permukaan virus yang diselimuti. Protein ini biasanya dikenal glikoprotein yang membentuk dimer atau trimer.
“Kami cukup yakin bahwa mutasi ini akan menyebabkan penurunan dalam netralisasi antibodi atau kemampuan antibodi untuk menghentikannya virus yang menyerang sel manusia,” Jesse Bloom, ahli biologi evolusi di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle, kepada New York Times.
Para peneliti di seluruh dunia sedang bekerja untuk memahami seberapa efektif vaksin terhadap varian Omicron. Moderna dan Pfizer-BioNTech juga sedang mengembangkan vaksin COVID-19 baru berdasarkan pada teknologi mRNA yang lebih cepat dikembangkan dibandingkan dengan vaksin sebelumnya.
"Hal yang luar biasa tentang vaksin mRNA, platform Moderna, adalah dapat bergerak sangat cepat. Jika kita harus membuat vaksin baru, saya pikir itu baru terwujud pada awal 2022, sebelum tersedia dalam jumlah besar," kata Paul Burton, Kepala Petugas Medis Moderna.
Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Dr Angelique Coetzee mengatakan bahwa pasien varian Omicron memiliki gejala "sangat ringan". Tidak ada pasiennya yang kehilangan rasa atau bau, dan tidak perlu dirawat di rumah sakit. “Dari beberapa lusin pasien yang dites positif COVID-19, sebagian besar adalah pria muda sehat yang muncul dengan gejala kelelahan," kata Coetzee.
Efektivitas vaksin
Para ahli khawatir bahwa vaksin kurang efektif untuk menghadapi varian Omicron karena punya banyak mutasi pada protein peplomer (protein lonjakan). Namun, vaksin tetap mampu memberikan perlindungan terhadap mutasi varian baru Omicron.
Dalam virologi protein peplomer adalah protein yang membentuk struktur besar yang dikenal sebagai lonjakan atau peplomer. Peplomer bagian protein yang menonjol dari permukaan virus yang diselimuti. Protein ini biasanya dikenal glikoprotein yang membentuk dimer atau trimer.
“Kami cukup yakin bahwa mutasi ini akan menyebabkan penurunan dalam netralisasi antibodi atau kemampuan antibodi untuk menghentikannya virus yang menyerang sel manusia,” Jesse Bloom, ahli biologi evolusi di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle, kepada New York Times.
Para peneliti di seluruh dunia sedang bekerja untuk memahami seberapa efektif vaksin terhadap varian Omicron. Moderna dan Pfizer-BioNTech juga sedang mengembangkan vaksin COVID-19 baru berdasarkan pada teknologi mRNA yang lebih cepat dikembangkan dibandingkan dengan vaksin sebelumnya.
"Hal yang luar biasa tentang vaksin mRNA, platform Moderna, adalah dapat bergerak sangat cepat. Jika kita harus membuat vaksin baru, saya pikir itu baru terwujud pada awal 2022, sebelum tersedia dalam jumlah besar," kata Paul Burton, Kepala Petugas Medis Moderna.
(wib)
Lihat Juga :
tulis komentar anda