Resor Mewah Abad Ke-5, Istana Sigiraya Melayang di Ketinggian 200 Meter
Selasa, 07 Desember 2021 - 16:35 WIB
KOMPLEKS Istana Sigiraya terletak di Kota Dambulla, Distrik Matale, Provinsi Pusat, Sri Lanka , sekitar 169 Km dari Kolombo. Sigiraya berasal dari kata Simha-giri atau Gunung Singa dibangun di atas bukit batu setinggi sekitar 180-200 meter pada abad ke-5.
Kompleks Sigiraya diperkirakan dibangun pada tahun 477 Masehi dan ditempati Raja Kasyapa yang memerintah dari sana sampai tahun 495 Masehi. Kompleks Sigiraya juga berfungsi sebagai benteng, setelah kudeta yang memaksa Raja Kasyapa memindahkan ibu kota kerajaan dari Anuradhapura sekitar 70 km di sebelah barat laut.
Jadi Sigiraya berperan sebagai resor mewah bagi Raja Kasyapa sekaligus benteng pertahanan yang kokoh. Posisinya di atas gunung batu setinggi 200 meter sulit dijangkau ada aman dari berbagai ancaman. Sekaligus menghadirkan pemandangan yang indah dari istana yang seolah melayang di awan. (Baca juga; Penemuan Batu Meriam Bertulisan Arab di Israel, Saksi Pengepungan Benteng di Kota Arsuf )
Sigiriya dianggap sebagai salah satu contoh perencanaan kota yang paling terpelihara di Asia Selatan dan salah satu situs arkeologi terpenting. Istana yang rumit dan konstruksinya yang menjulang tinggi di atas batu, serta berbagai karya seni yang ada, menjadikan Istana Sigiraya masuk daftar Situs Warisan Dunia Unesco tahun 1982.
Sigiraya memiliki taman yang indah dengan sistem pengairan yang unik di antara kaki gunung berbatu. Taman-taman dan kolam di Sigiriya merupakan lanskap tertua di dunia. Untuk mencapai ke sana para tamu melalui tangga dengan 1.200 anak tangga dan melalui jalan setapak tersusun apik di sisi gunung batu. (Baca juga; Reruntuhan Benteng Berusia 2.100 Tahun dari Kisah Hanukkah Yahudi Ditemukan )
Direktur Pendiri Arkeologi di Sigiriya, Senake Bandaranayake menjelaskan bahwa situs tersebut merupakan kombinasi brilian dari bentuk alami yang geometris dan dipadu arsitektur simetri dan asimetri. Taman-taman di Sigiriya terdiri dari tiga bagian berbeda tetapi saling terkait: taman air yang direncanakan secara simetris atau geometris; gua dan taman batu asimetris atau organik; taman berundak atau bertingkat yang mengelilingi batu, taman air (miniatur), dan taman istana di puncak batu.
Sistem air di Sigiraya dianggap sebagai keajaiban teknik karena penggunaan tenaga hidrolik, sistem terowongan bawah tanah, dan gaya gravitasi untuk menciptakan sistem kolam dan air mancur. “Sebuah mahakarya yang kompleks dari desain teknik irigasi," tulis Bandaranayake dalam esai Sigiriya: City, Palace and Royal Gardens.
Di dalam taman juga terdapat kolam, air mancur, aliran, dan platform yang dirancang dengan indah yang pernah menjadi tempat paviliun. “Sebagai perbandingan, itu akan terlihat mirip dengan resor mewah modern dengan taman dan kolam renang yang indah,” kata Sumedha Chandradasa, dosen pemandu wisata di Sri Lanka kepada bbc.
Lihat Juga: Raja Charles III Cari Asisten Rumah Tangga untuk Jaga Istana, Tawarkan Gaji dan Tunjangan Besar
Kompleks Sigiraya diperkirakan dibangun pada tahun 477 Masehi dan ditempati Raja Kasyapa yang memerintah dari sana sampai tahun 495 Masehi. Kompleks Sigiraya juga berfungsi sebagai benteng, setelah kudeta yang memaksa Raja Kasyapa memindahkan ibu kota kerajaan dari Anuradhapura sekitar 70 km di sebelah barat laut.
Jadi Sigiraya berperan sebagai resor mewah bagi Raja Kasyapa sekaligus benteng pertahanan yang kokoh. Posisinya di atas gunung batu setinggi 200 meter sulit dijangkau ada aman dari berbagai ancaman. Sekaligus menghadirkan pemandangan yang indah dari istana yang seolah melayang di awan. (Baca juga; Penemuan Batu Meriam Bertulisan Arab di Israel, Saksi Pengepungan Benteng di Kota Arsuf )
Sigiriya dianggap sebagai salah satu contoh perencanaan kota yang paling terpelihara di Asia Selatan dan salah satu situs arkeologi terpenting. Istana yang rumit dan konstruksinya yang menjulang tinggi di atas batu, serta berbagai karya seni yang ada, menjadikan Istana Sigiraya masuk daftar Situs Warisan Dunia Unesco tahun 1982.
Sigiraya memiliki taman yang indah dengan sistem pengairan yang unik di antara kaki gunung berbatu. Taman-taman dan kolam di Sigiriya merupakan lanskap tertua di dunia. Untuk mencapai ke sana para tamu melalui tangga dengan 1.200 anak tangga dan melalui jalan setapak tersusun apik di sisi gunung batu. (Baca juga; Reruntuhan Benteng Berusia 2.100 Tahun dari Kisah Hanukkah Yahudi Ditemukan )
Direktur Pendiri Arkeologi di Sigiriya, Senake Bandaranayake menjelaskan bahwa situs tersebut merupakan kombinasi brilian dari bentuk alami yang geometris dan dipadu arsitektur simetri dan asimetri. Taman-taman di Sigiriya terdiri dari tiga bagian berbeda tetapi saling terkait: taman air yang direncanakan secara simetris atau geometris; gua dan taman batu asimetris atau organik; taman berundak atau bertingkat yang mengelilingi batu, taman air (miniatur), dan taman istana di puncak batu.
Sistem air di Sigiraya dianggap sebagai keajaiban teknik karena penggunaan tenaga hidrolik, sistem terowongan bawah tanah, dan gaya gravitasi untuk menciptakan sistem kolam dan air mancur. “Sebuah mahakarya yang kompleks dari desain teknik irigasi," tulis Bandaranayake dalam esai Sigiriya: City, Palace and Royal Gardens.
Di dalam taman juga terdapat kolam, air mancur, aliran, dan platform yang dirancang dengan indah yang pernah menjadi tempat paviliun. “Sebagai perbandingan, itu akan terlihat mirip dengan resor mewah modern dengan taman dan kolam renang yang indah,” kata Sumedha Chandradasa, dosen pemandu wisata di Sri Lanka kepada bbc.
Lihat Juga: Raja Charles III Cari Asisten Rumah Tangga untuk Jaga Istana, Tawarkan Gaji dan Tunjangan Besar
(wib)
tulis komentar anda