Mengerikan, Ini yang Terjadi Jika Seluruh Nuklir Rusia dan Amerika Diledakkan

Sabtu, 12 Maret 2022 - 13:30 WIB
Abu dan jelaga yang disuntikkan ke atmosfer selama perang nuklir dapat memiliki efek serius pada iklim jika cukup banyak bom nuklir yang diledakan. Foto/dok
JAKARTA - Invasi Rusia ke Ukraina telah meningkatkan risiko perang nuklir antara negara adidaya seperti Rusia dan Amerika. Ilmuwan sendiri memperkirakan kalau perang nuklir terjadi bisa menjadi awal kiamat bagi bumi.

Dilansir Live Science, Sabtu (12/8/2022), menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia dan AS memiliki 90% senjata nuklir dunia. Rusia memiliki 1.588 senjata nuklir dan Amerika Serikat memiliki 1.644 hulu ledak nuklir.

Rusia juga memiliki rudal antarbenua dengan jangkauan sekitar 5.500 kilometer dan pangkalan pembom berat dengan pesawat pengebom yang mampu membawa dan menjatuhkan muatan nuklir, begitu juga dengan AS.



Perang nuklir skala penuh di Ukraina dapat dengan mudah mewakili peristiwa kepunahan bagi umat manusia. Bukan hanya karena kematian awal tetapi juga karena dampak global pendinginan yang disebut musim dingin nuklir.

Menurut perhitungan James Martin Center for Nonproliferation Studies, 30% hingga 40% persenjataan AS dan Rusia terdiri dari bom yang lebih kecil. Ini adalah senjata termonuklir yang memiliki jangkauan kurang dari 500 kilometer di darat dan kurang dari 600 kilometer melalui laut atau udara.



Senjata-senjata ini masih akan memiliki dampak yang menghancurkan di dekat zona ledakan, tetapi tidak akan menciptakan kiamat nuklir global terburuk.

Menurut Union of Concerned Scientists, bom termonuklir telah diuji tetapi tidak pernah digunakan dalam perang. Berdasarkan uji coba itu diketahui kalau bom termonuklir menghasilkan panas setara suhu di pusat matahari.

Bom nuklir yang diledakkan akan membunuh sekitar 50 persen orang dalam radius 3,2 kilometer. Sebagian lagi tewas akibat tertimbun bangunan yang hancur dari efek ledakan dahsyat.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More