Mengerikan, Ini yang Terjadi Jika Seluruh Nuklir Rusia dan Amerika Diledakkan

Sabtu, 12 Maret 2022 - 13:30 WIB
Mereka yang selamat akan membawa debu radioaktif dari bom termonuklir yang memungkinkan dampak global lainnya. Risiko terparah akan terjadi dalam 48 jam setelah ledakan.

Pada 48 jam setelah ledakan, area yang awalnya terpapar 1.000 roentgen (satuan radiasi pengion) per jam. Memang radiasi akan mengalami penurunan hingga 10 roentgen per jam namun tetap dalam skala berbahaya, menurut buku "Nuclear War Survival Skills" terbitan Oak Ridge National Laboratory cetahan tahun 1987.



Sekitar setengah dari orang yang mengalami dosis radiasi total sekitar 350 roentgen selama beberapa hari kemungkinan besar meninggal karena keracunan radiasi akut. Sedangkan mereka yang selamat akan menderita kanker sepanjang sisa hidupnya.

Menurut ICRC, rumah sakit khusus di Hiroshima dan Nagasaki telah merawat lebih dari 10.000 orang yang selamat dari ledakan tahun 1945, sebagian besar meninggal karena kanker. Tingkat leukemia pada korban yang terpapar radiasi empat sampai lima kali tingkat tipikal dalam 10 sampai 15 tahun pertama setelah ledakan.

Di samping bahaya radiasi , bencana lingkungan juga akan menjadi momok buruk jika perang nuklir pecah di Ukraina. Apalagi negara tersebut menghasilkan 10% gandum dunia yang bisa jadi lahan pertanian mereka kejatuhan limbah radioaktif.

Michael May, Wakil Direktur Emeritus di Pusat Keamanan dan Kerjasama Internasional Universitas Stanford mengatakan, gandum yang terkontaminasi itu jika terkirim ke negara lain bisa menimbulkan masalah jangka panjang seperti kanker.



"Radioaktif yodium, bisa menjadi masalah. Sapi mengkonsentrasikan yodium dalam susu yang dihasilkan dan anak-anak yang meminum susu tersebut akan menderita kanker tiroid," kata May.

Abu dan jelaga yang disuntikkan ke atmosfer selama perang nuklir dapat memiliki efek serius pada iklim jika cukup banyak bom yang dijatuhkan. Jika 100 senjata nuklir diledakan akan menurunkan suhu global di bawah Zaman Es Kecil yang terjadi sekitar tahun 1300 hingga 1850.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More