Penemuan Kentang Raksasa di Selandia Baru, Hasil Tes DNA Bikin Sedih
Kamis, 24 Maret 2022 - 10:22 WIB
AUCKLAND - Kentang berukuran raksasa ini ditemukan pasangan suami istri petani asal Selandia Baru Colin dan Donna Craig-Brown pada Agustus 2021. Setelah dilakukan penelitian dengan tes DNA kentang raksasa yang diberi nama Dug ternyata punya genetik yang berbeda.
Colin Craig-Brown (62), terkejut mendengar hasil DNA yang disampaikan oleh Guinness World Records. Dari hasil data yang diberikan, ternyata Dug berasal dari choko, tanaman bertepung yang terlihat seperti pir hijau keriput.
"Sayangnya spesimen itu bukan kentang, dan sebenarnya adalah umbi sejenis labu. Untuk alasan ini, sayangnya kami harus mendiskualifikasi sebagai kentang terbesar," kata juru bicara Guinness World Records kepada pasangan itu melalui email dikutip SINDOnews dari laman CNN, Kamis (24/3/2022).
Menurut Amy Charkowski, profesor dan kepala departemen di College of Agricultural Sciences di Colorado State University di Fort Collins, umbi adalah struktur organik bawah tanah yang menyimpan air dan membantu tanaman tumbuh kembali setelah musim dingin atau cuaca buruk.
Charkowski berhipotesis, bagaimana Dug yang sebenarnya adalah akar umbi, tetapi tidak memiliki tunas seperti mata pada kentang. Dia awalnya terkejut karena telah mencoba sampel mentah Dug yang rasanya identik dengan kentang, tetapi penelitian lebih lanjut mengungkapkan chokos juga memiliki rasa yang serupa.
Menurut Wisconsin Master Gardener, Choko juga dikenal sebagai labu siam, tumbuh dari akar berbonggol. Namun, hasil pengujian ini melegakan bagi Craig-Brown, karena sebelumnya dia bingung bagaimana labu bisa masuk ke sisi kebunnya itu.
Sebab, dia mengira Dug adalah kentang raksasa, seperti yang ditanam di kebunnya selama ini. "Setidaknya saya mendapat jawaban atas semua pertanyaan dan tidak perlu bangun jam 3 pagi untuk mencari tahu apa yang salah dengan Alam," katanya.
Colin Craig-Brown (62), terkejut mendengar hasil DNA yang disampaikan oleh Guinness World Records. Dari hasil data yang diberikan, ternyata Dug berasal dari choko, tanaman bertepung yang terlihat seperti pir hijau keriput.
"Sayangnya spesimen itu bukan kentang, dan sebenarnya adalah umbi sejenis labu. Untuk alasan ini, sayangnya kami harus mendiskualifikasi sebagai kentang terbesar," kata juru bicara Guinness World Records kepada pasangan itu melalui email dikutip SINDOnews dari laman CNN, Kamis (24/3/2022).
Menurut Amy Charkowski, profesor dan kepala departemen di College of Agricultural Sciences di Colorado State University di Fort Collins, umbi adalah struktur organik bawah tanah yang menyimpan air dan membantu tanaman tumbuh kembali setelah musim dingin atau cuaca buruk.
Charkowski berhipotesis, bagaimana Dug yang sebenarnya adalah akar umbi, tetapi tidak memiliki tunas seperti mata pada kentang. Dia awalnya terkejut karena telah mencoba sampel mentah Dug yang rasanya identik dengan kentang, tetapi penelitian lebih lanjut mengungkapkan chokos juga memiliki rasa yang serupa.
Menurut Wisconsin Master Gardener, Choko juga dikenal sebagai labu siam, tumbuh dari akar berbonggol. Namun, hasil pengujian ini melegakan bagi Craig-Brown, karena sebelumnya dia bingung bagaimana labu bisa masuk ke sisi kebunnya itu.
Sebab, dia mengira Dug adalah kentang raksasa, seperti yang ditanam di kebunnya selama ini. "Setidaknya saya mendapat jawaban atas semua pertanyaan dan tidak perlu bangun jam 3 pagi untuk mencari tahu apa yang salah dengan Alam," katanya.
tulis komentar anda