Hebatnya Sistem Penglihatan Gurita, Tersusun dari 26.000 Sel di Otaknya

Selasa, 01 November 2022 - 18:11 WIB
Gurita merupakan makhluk laut yang memiliki penglihatan sangat bagus, bahkan dalam kegelapan. Foto/BGR/ScientAlert
WASHINGTON - Cephalopoda bertubuh lunak, terdiri dari cumi-cumi, gurita , dan sotong, memiliki otak terbesar dari semua invertebrata (hewan tak bertulang belakang). Diketahui dua pertiga dari jaringan pemrosesan di pusat otaknya hanya untuk penglihatan.

Makhluk laut ini memiliki penglihatan yang sangat bagus, bahkan dalam kegelapan. Kulit gurita mengandung protein pigmen yang sama dengan matanya, memungkinkan dermisnya untuk 'melihat' detail sekelilingnya dan menyamarkannya.

Para peneliti di University of Oregon melakukan penelitian yang pertama untuk memetakan sistem visual gurita secara komprehensif. Diperlukan analisis lebih dari 26.000 sel, yang dikumpulkan selama pembedahan dua gurita dua titik California (Octopus bimaculoides) remaja.





Ketika peneliti mengurutkan sel cephalopoda, mereka menemukan empat populasi utama, masing-masing melepaskan sinyal kimia yang berbeda. Beberapa melepaskan dopamin, beberapa melepaskan asetilkolin, beberapa melepaskan glutamin, dan yang lainnya memberi sinyal dengan dopamin dan glutamin.

Neurotransmiter ini juga terlihat di otak vertebrata, seperti kita sendiri, tetapi ada beberapa kelompok neuron yang lebih kecil di otak cephalopoda yang mengekspresikan bahan kimia unik. Sebuah cincin sel di sekitar lobus optik, misalnya, ditemukan untuk menghasilkan octopamine, neurotransmitter yang terkait erat dengan hormon dalam tubuh kita yang disebut noradrenalin.

Mirip dengan vertebrata, sistem visual gurita terstruktur berlapis-lapis, tetapi tidak dengan cara yang sama seperti manusia. Keragaman jenis sel dan cara mereka diatur dalam otak cephalopoda pada dasarnya berbeda.

“Pada tingkat yang jelas, neuron tidak saling memetakan, mereka menggunakan neurotransmiter yang berbeda. Tapi mungkin mereka melakukan perhitungan yang sama, hanya dengan cara yang berbeda," jelas ahli biologi Cris Niell dari University of Oregon dikutip SINDOnews dari laman sciencealert, Selasa (1/11/2022).

Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More