Perbandingan Jet Tempur MiG-29 Fulcrum dan F-16 Fighting Falcon, Siapa Lebih Hebat?
loading...
A
A
A
Jadi tampaknya F-16 lebih unggul dalam pertempuran udara jarak menengah, tetapi MiG-29 lebih baik dalam pertempuran udara jarak pendek. Apalagi MiG-29 dilengkapi meriam GSz-30-1 kaliber 30mm yang lebih besar dari meriam M61 Fulcan kaliber 20mm milik F-16.
Jadi satu peluru meriam MiG-29 menghasilkan lebih banyak kerusakan daripada meriam F-16. Dengan kombinasi laser rangefinding GSz-30-1 sangat akurat, meriam MiG-29 mampu menghancurkan target hanya dengan 3 sampai 5 putaran.
Meskipun MiG-29 memiliki aerodinamika yang baik, namun tidak cocok untuk pertempuran jarak dekat. Dirancang sebagai pesawat pencegat, MiG-29 tidak bisa terlalu lama dieksplotasi karena setiap sorti penerbangan maksimal hanya 30 menit.
“Pesawat itu (MiG-29) tidak dibangun untuk pertempuran jarak dekat, meskipun secara aerodinamis mampu melakukannya. Jerman Timur menerbangkannya sebagai pencegat titik pertahanan, seperti MiG-21,” ujar Kapten Oliver Prank, salah satu pilot AS.
Jet tempur MiG-29 Fulcrum. Foto/flyfighterjet
Peran MiG-29 sangat spesifik sebagai interseptor. Terbang mencegat pesawat musuh, meluncur dengan kecepatan supersonik, menembak rudal dalam jarak jangkauan menengah, membuang tangki bahan bakar, dan pulang.
Selain visibilitas terbatas, MiG-29 bukanlah mesin sembilan-g kontinu seperti F-16 yang dibuat untuk multiperan. MiG-29 hanya mampu mencapai empat g saat tangki sisa bahan bakar dibuang. Walaupun MiG-29 mampu melesat dengan kecepatan maksimal 2,25 Mach unggul dari F-16 hanya 1,2 Mach.
Jet tempur F-16 unggul dalam jangkauan operasional sejauh 4.220 Km, sedangkan MiG-29 hanya 1.430 Km. Namun hasil dari misi tempur sangat bergantung pada pilihan sistem persenjataan dan skill komandan (superior pilot training). Sedangkan untuk pertempuran jarak jauh, kedua jet tempur tersebut tidak mampu menyerang target lebih dari 100 km.
Jadi satu peluru meriam MiG-29 menghasilkan lebih banyak kerusakan daripada meriam F-16. Dengan kombinasi laser rangefinding GSz-30-1 sangat akurat, meriam MiG-29 mampu menghancurkan target hanya dengan 3 sampai 5 putaran.
Meskipun MiG-29 memiliki aerodinamika yang baik, namun tidak cocok untuk pertempuran jarak dekat. Dirancang sebagai pesawat pencegat, MiG-29 tidak bisa terlalu lama dieksplotasi karena setiap sorti penerbangan maksimal hanya 30 menit.
“Pesawat itu (MiG-29) tidak dibangun untuk pertempuran jarak dekat, meskipun secara aerodinamis mampu melakukannya. Jerman Timur menerbangkannya sebagai pencegat titik pertahanan, seperti MiG-21,” ujar Kapten Oliver Prank, salah satu pilot AS.
Jet tempur MiG-29 Fulcrum. Foto/flyfighterjet
Peran MiG-29 sangat spesifik sebagai interseptor. Terbang mencegat pesawat musuh, meluncur dengan kecepatan supersonik, menembak rudal dalam jarak jangkauan menengah, membuang tangki bahan bakar, dan pulang.
Selain visibilitas terbatas, MiG-29 bukanlah mesin sembilan-g kontinu seperti F-16 yang dibuat untuk multiperan. MiG-29 hanya mampu mencapai empat g saat tangki sisa bahan bakar dibuang. Walaupun MiG-29 mampu melesat dengan kecepatan maksimal 2,25 Mach unggul dari F-16 hanya 1,2 Mach.
Jet tempur F-16 unggul dalam jangkauan operasional sejauh 4.220 Km, sedangkan MiG-29 hanya 1.430 Km. Namun hasil dari misi tempur sangat bergantung pada pilihan sistem persenjataan dan skill komandan (superior pilot training). Sedangkan untuk pertempuran jarak jauh, kedua jet tempur tersebut tidak mampu menyerang target lebih dari 100 km.
(wib)