Lepas dari Gletser Kiamat Antartika, Bongkahan Es Sebesar Pulau Lombok Bergerak Liar
loading...
A
A
A
FLORIDA - Bongkahan lapisan es yang diberi nama Iceberg B-22A pecah dan terlepas dari Gletser Thwaites atau Gletser Kiamat di Antartika . Iceberg B-22A berukuran sekitar 3.000 kilometer persegi atau setara Pulau Lombok (4.700 km persegi) bergerak menjauhi kutub selatan menuju lautan lepas.
Dikutip dari laman Live Science, Selasa (18/4/2023), bongkahan Iceberg B-22A pertama kali dilaporkan pecah dan lepas dari Gletser Thwaites pada Maret 2002 atau 20 tahun lalu. Namun, bongkahan es besar itu masih terjebak dalam Gletser Thwaites dan mulai bergerak perlahan pada tahun 2012.
Setelah melepaskan diri dari gletser di masa awal, B-22A melayang bebas di lepas pantai Antartika hingga tersangkut di bagian dasar laut yang terangkat pada tahun 2012. Gunung es itu terjebak sekitar 53 kilometer dari tempatnya berada.
Ini berarti rata-rata pergerakan bongkahan es B-22A sekitar 2,6 km per tahun. Menurut NASA ini adalah gunung es yang paling lambat pergerakannya. Tapi sekarang, gunung es itu telah lolos dari gletser dan meluncur ke lautan lepas.
Foto satelit dari satelit Terra dan Aqua milik NASA mengungkapkan bahwa gunung es mulai bergerak lagi pada 24 Oktober 2022. Menurut Observatorium Bumi NASA, pada 26 Maret 2022, Iceberg B-22A telah melayang sekitar 175 km ke barat laut.
Ini berarti telah melakukan perjalanan lebih dari tiga kali lipat dalam enam bulan dibandingkan perjalanan yang dilakukan dalam 247 bulan sebelumnya. Begitu gunung es besar keluar dari lapisan es atau gletser, biasanya hanya perlu beberapa tahun menuju perairan yang lebih hangat, di mana akhirnya akan pecah.
Jarang bongkahan es yang mengapung tetap utuh selama lebih dari satu dekade, tetapi hal ini sering terjadi. Pada bulan Maret 2013, sebuah gunung es besar bernama B-15T tetap utuh setelah 13 tahun lepas dari Antartika dan telah mengelilingi separuh benua.
Para ilmuwan sangat khawatir tentang Iceberg B-22A yang menjelajah telah lepas dari Antartika dapat berdampak pada stabilitas Gletser Thwaites. Sebab, gunung es yang tidak bergerak dapat mendinginkan perairan di sekitarnya, yang dapat memberikan efek stabilisasi pada gletser.
Meskipun mencair lebih lambat dari perkiraan semula, Glacier Kiamat tetap berada dalam situasi genting. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tingkat pencairannya dapat meningkat pesat di masa depan.
Oleh karena itu, penting bagi para peneliti untuk memantau setiap perubahan yang mungkin dipicu oleh lepasnya gunung es. Para ilmuwan juga akan melacak Iceberg B-22A saat bergerak menjauh dari Antartika untuk melihat di mana dan kapan akan pecah.
Gunung es besar ini dapat membuang banyak air tawar saat mencair, yang dapat berdampak pada ekosistem dan arus laut. Diketahui sebelumnya Iceberg A68 yang mencair membuang lebih dari 1 triliun ton air ke laut selama tiga tahun.
Dikutip dari laman Live Science, Selasa (18/4/2023), bongkahan Iceberg B-22A pertama kali dilaporkan pecah dan lepas dari Gletser Thwaites pada Maret 2002 atau 20 tahun lalu. Namun, bongkahan es besar itu masih terjebak dalam Gletser Thwaites dan mulai bergerak perlahan pada tahun 2012.
Setelah melepaskan diri dari gletser di masa awal, B-22A melayang bebas di lepas pantai Antartika hingga tersangkut di bagian dasar laut yang terangkat pada tahun 2012. Gunung es itu terjebak sekitar 53 kilometer dari tempatnya berada.
Baca Juga
Ini berarti rata-rata pergerakan bongkahan es B-22A sekitar 2,6 km per tahun. Menurut NASA ini adalah gunung es yang paling lambat pergerakannya. Tapi sekarang, gunung es itu telah lolos dari gletser dan meluncur ke lautan lepas.
Foto satelit dari satelit Terra dan Aqua milik NASA mengungkapkan bahwa gunung es mulai bergerak lagi pada 24 Oktober 2022. Menurut Observatorium Bumi NASA, pada 26 Maret 2022, Iceberg B-22A telah melayang sekitar 175 km ke barat laut.
Ini berarti telah melakukan perjalanan lebih dari tiga kali lipat dalam enam bulan dibandingkan perjalanan yang dilakukan dalam 247 bulan sebelumnya. Begitu gunung es besar keluar dari lapisan es atau gletser, biasanya hanya perlu beberapa tahun menuju perairan yang lebih hangat, di mana akhirnya akan pecah.
Jarang bongkahan es yang mengapung tetap utuh selama lebih dari satu dekade, tetapi hal ini sering terjadi. Pada bulan Maret 2013, sebuah gunung es besar bernama B-15T tetap utuh setelah 13 tahun lepas dari Antartika dan telah mengelilingi separuh benua.
Para ilmuwan sangat khawatir tentang Iceberg B-22A yang menjelajah telah lepas dari Antartika dapat berdampak pada stabilitas Gletser Thwaites. Sebab, gunung es yang tidak bergerak dapat mendinginkan perairan di sekitarnya, yang dapat memberikan efek stabilisasi pada gletser.
Meskipun mencair lebih lambat dari perkiraan semula, Glacier Kiamat tetap berada dalam situasi genting. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tingkat pencairannya dapat meningkat pesat di masa depan.
Oleh karena itu, penting bagi para peneliti untuk memantau setiap perubahan yang mungkin dipicu oleh lepasnya gunung es. Para ilmuwan juga akan melacak Iceberg B-22A saat bergerak menjauh dari Antartika untuk melihat di mana dan kapan akan pecah.
Gunung es besar ini dapat membuang banyak air tawar saat mencair, yang dapat berdampak pada ekosistem dan arus laut. Diketahui sebelumnya Iceberg A68 yang mencair membuang lebih dari 1 triliun ton air ke laut selama tiga tahun.
(wib)