Kucing Pasir, Hewan Menggemaskan yang Mampu Bertahan di Gurun Tanpa Minum Air
loading...
A
A
A
ABU DHABI - Kucing pasir (Felis margarita harrisoni) jarang terdengar dan namanya kurang populer dibandingkan hewan gurun pasir lainnya. Sebab, makhluk cantik yang menggemaskan ini sangat sulit ditangkap dan jarang terlihat di alam liar.
Padahal kucing pasir adalah raja gurun yang tak terduga dan satu-satunya spesies kucing sejati yang mampu beradaptasi dengan habitat padang pasir. Selain kemampuan beradaptasi yang baik, di balik penampilannya yang menggemaskan, kucing pasir adalah pemburu yang galak.
Dikutip dari laman ZME Science, Senin (1/5/2023), kucing pasir dikenal sebagai makhluk soliter, dan hanya berkumpul saat musim kawin saja. Jika ingin bertemu dengan makhluk menggemaskan ini, saat terbaik adalah ketika suhu di gurun antara 11 dan 28 derajat celcius, suhu ideal untuk kucing pasir.
“Kucing pasir juga lebih menyukai habitat yang sangat kering dan gersang dengan sedikit vegetasi, serta medan yang datar atau bergelombang. Jika di luar terlalu panas, kucing pasir akan mundur ke masuk ke dalam lubang bawah tanah,” tulis laman ZME Science.
Kucing pasir juga sangat tangguh, dengan kaki berbulu lebat, memungkinkan bertahan hidup di suhu yang sangat ekstrem. Rambut panjang yang tumbuh di antara jari-jari kakinya menciptakan bantalan bulu di atas bantalan kaki yang melindunginya dari pasir yang sangat panas.
Kucing pasir memiliki ekor yang panjangnya hanya setengah badannya, memiliki dua atau tiga cincin dan ujung hitam. Kucing pasir terkadang menggali lubang untuk berlindung dari cuaca ekstrem di gurun.
Kucing pasir tidak tumbuh lebih besar dari kucing rumahan. Mereka dapat dengan mudah hidup di daerah yang jauh dari air, dan hanya minum air ketika tersedia, mendapatkan hidrasi (pasokan air) yang cukup hanya dari mangsanya.
Kucing pasir biasa memangsa hewan pengerat kecil, tetapi terkadang berburu kelinci, burung, laba-laba, serangga, dan reptil. Di gurun yang terik, kucing pasir pasti akan menghadapi ular berbisa, untungnya kucing pasir adalah pembunuh ular yang ahli.
Padahal kucing pasir adalah raja gurun yang tak terduga dan satu-satunya spesies kucing sejati yang mampu beradaptasi dengan habitat padang pasir. Selain kemampuan beradaptasi yang baik, di balik penampilannya yang menggemaskan, kucing pasir adalah pemburu yang galak.
Dikutip dari laman ZME Science, Senin (1/5/2023), kucing pasir dikenal sebagai makhluk soliter, dan hanya berkumpul saat musim kawin saja. Jika ingin bertemu dengan makhluk menggemaskan ini, saat terbaik adalah ketika suhu di gurun antara 11 dan 28 derajat celcius, suhu ideal untuk kucing pasir.
“Kucing pasir juga lebih menyukai habitat yang sangat kering dan gersang dengan sedikit vegetasi, serta medan yang datar atau bergelombang. Jika di luar terlalu panas, kucing pasir akan mundur ke masuk ke dalam lubang bawah tanah,” tulis laman ZME Science.
Kucing pasir juga sangat tangguh, dengan kaki berbulu lebat, memungkinkan bertahan hidup di suhu yang sangat ekstrem. Rambut panjang yang tumbuh di antara jari-jari kakinya menciptakan bantalan bulu di atas bantalan kaki yang melindunginya dari pasir yang sangat panas.
Kucing pasir memiliki ekor yang panjangnya hanya setengah badannya, memiliki dua atau tiga cincin dan ujung hitam. Kucing pasir terkadang menggali lubang untuk berlindung dari cuaca ekstrem di gurun.
Kucing pasir tidak tumbuh lebih besar dari kucing rumahan. Mereka dapat dengan mudah hidup di daerah yang jauh dari air, dan hanya minum air ketika tersedia, mendapatkan hidrasi (pasokan air) yang cukup hanya dari mangsanya.
Kucing pasir biasa memangsa hewan pengerat kecil, tetapi terkadang berburu kelinci, burung, laba-laba, serangga, dan reptil. Di gurun yang terik, kucing pasir pasti akan menghadapi ular berbisa, untungnya kucing pasir adalah pembunuh ular yang ahli.