Tak hanya Efrat yang Mengering, Sungai Amazon Terancam Jadi Daratan
loading...
A
A
A
CALIFORNIA - Lebih dari setengah danau dan reservoir air terbesar di dunia menyusut. Tak hanya Sungai Efrat , sungai Amazon terancam menjadi daratan.
Fenomena ini mengancam sumber air bagi manusia di masa depan, sedangkan perubahan iklim dan penggunaan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab utamanya.
"Danau di seluruh dunia sedang menghadapi masalah dan implikasinya sangat besar dan berjangkauan luas. Yang menarik perhatian kami adalah 25 persen populasi dunia tinggal di cekungan danau dan area ini menyusut," kata seorang profesor dari University of Colorado Boulder dan rekan penulis.
Balaji Rajagopalan menambahkan, sekitar 2 miliar orang terkena dampak masalah tersebut.
Berbeda dengan sungai yang menjadi fokus para ilmuwan, danau tidak begitu terpantau padahal sangat penting untuk menjamin pasokan air, kata Balaji.
Namun, bencana lingkungan yang melibatkan sumber daya air yang besar seperti Laut Kaspia dan Laut Aral menandakan krisis yang lebih besar lagi.
Untuk mempelajari pertanyaan tersebut secara sistematis, tim yang terdiri dari para ilmuwan dari Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Arab Saudi, memeriksa 1.972 danau dan reservoir air terbesar di dunia menggunakan pencitraan satelit dari tahun 1992 hingga 2020.
Mereka fokus pada perairan besar karena survei satelit yang lebih akurat serta kepentingannya bagi manusia dan satwa liar.
Berdasarkan citra satelit Landsat, tim peneliti mampu mengidentifikasi bagaimana volume danau berubah selama hampir 30 tahun.
Fenomena ini mengancam sumber air bagi manusia di masa depan, sedangkan perubahan iklim dan penggunaan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab utamanya.
"Danau di seluruh dunia sedang menghadapi masalah dan implikasinya sangat besar dan berjangkauan luas. Yang menarik perhatian kami adalah 25 persen populasi dunia tinggal di cekungan danau dan area ini menyusut," kata seorang profesor dari University of Colorado Boulder dan rekan penulis.
Balaji Rajagopalan menambahkan, sekitar 2 miliar orang terkena dampak masalah tersebut.
Berbeda dengan sungai yang menjadi fokus para ilmuwan, danau tidak begitu terpantau padahal sangat penting untuk menjamin pasokan air, kata Balaji.
Namun, bencana lingkungan yang melibatkan sumber daya air yang besar seperti Laut Kaspia dan Laut Aral menandakan krisis yang lebih besar lagi.
Untuk mempelajari pertanyaan tersebut secara sistematis, tim yang terdiri dari para ilmuwan dari Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Arab Saudi, memeriksa 1.972 danau dan reservoir air terbesar di dunia menggunakan pencitraan satelit dari tahun 1992 hingga 2020.
Mereka fokus pada perairan besar karena survei satelit yang lebih akurat serta kepentingannya bagi manusia dan satwa liar.
Berdasarkan citra satelit Landsat, tim peneliti mampu mengidentifikasi bagaimana volume danau berubah selama hampir 30 tahun.