Gletser Greenland Terus Mencair, Tiga Kali Lebih Cepat dari Tahun 1900-an

Senin, 29 Mei 2023 - 19:14 WIB
loading...
Gletser Greenland Terus...
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters, disebutkan bahwa jumlah itu setara dengan 499 gigaton (Gt) dengan kecepatan 4,34 Gt per tahun, cukup untuk mengisi 43.400 kapal induk Amerika Serikat.. FOTO/ DAILY
A A A
MOSCOW - Gletser atau bongkahan es di Greenland dilaporkan terus mencair seiring dengan semakin panasnya suhu Bumi. Tak tanggung-tanggung, penyusutan bongkahan es tiga kali lebih cepat dari tahun 1900-an.



Sebagaimana dilansir dari Metro pada Senin (29/5/2023), sekelompok ilmuwan dari universitas Portsmouth dan Leeds mengatakan gletser Greenland telah kehilangan setidaknya 587 km3 es selama abad terakhir.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters, disebutkan bahwa jumlah itu setara dengan 499 gigaton (Gt) dengan kecepatan 4,34 Gt per tahun, cukup untuk mengisi 43.400 kapal induk Amerika Serikat.

Para ilmuwan menyebut ini tidak lepas dari penurunan suhu global yang mencapai 2C. Sebanyak 5.327 bongkahan es yang dicatat pada tahun 1900 menyusut hingga mengakibatkan kenaikan air laut setinggi 1,38 milimeter.

"Penelitian sebelumnya menggunakan data satelit menunjukkan gletser di Greenland bisa kehilangan antara 19% dan 28% volumenya pada tahun 2100," ujar Dr Clare Boston, dari School of the Environment, Geography and Geosciences di University of Portsmouth.

Senada dengan Dr Clare, Dr Jonathan Carrivick, dari School of Geography di Universitas Leeds mengatakan bahwa lelehan es di Greenland ini menempati peringkat sebagai sumber air lelehan terbesar kedua setelah Alaska.

Menurutnya, ini memiliki implikasi yang sangat besar pada manusia, dengan perubahan gletser akan memberi dampak langsung pada kegiatan ekonomi perikanan, pertambangan dan tenaga air, serta mempengaruhi kesehatan dan perilaku manusia.

"Dampak limpasan air lelehan dari Greenland ke Atlantik Utara melampaui kenaikan permukaan laut global, memengaruhi sirkulasi samudra Atlantik Utara, pola iklim Eropa, dan kualitas air fyord Greenland dan ekosistem laut," lanjutnya.

Para ilmuwan berharap dengan diketahuinya penyusutan glester, akan memberi kesempatan yang lebih baik bagi umat manusia untuk memprediksi bagaimana nantinya mereka akan menjalani hidup di masa depan.

Untuk diketahui, bongkahan es Greenland adalah lapisan es terbesar kedua di dunia, setelah lapisan es Antartika. Ini mencakup sekitar 1,7 juta kilometer persegi (660.000 mil persegi), atau 80% dari permukaan Greenland.

Tahun lalu, gelombang panas mencairkan hampir 6 triliun kg es Greenland dalam 3 hari karena citra satelit menunjukkan Greenland Utara mencapai 15C.

Temuan ini adalah pengingat yang gamblang tentang dampak perubahan iklim terhadap gletser dunia. Mencairnya lapisan es Greenland juga menyebabkan masyarakat pesisir dibanjiri air laut, membuat orang mengungsi, dan menghancurkan harta benda.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2020 seconds (0.1#10.140)