Berpotensi Jadi Sumber Energi Hijau, Batubara Akan Digunakan Menyimpan Hidrogen
loading...
A
A
A
VIRGINIA - Batubara secara umum tidak dianggap sebagai sumber bahan bakar yang bersih, tetapi punya potensi dalam mendorong mewujudkan energi hijau atau ramah lingkungan. Para peneliti mengatakan bahwa batubara bisa menjadi bahan yang bagus untuk menyimpan gas hidrogen .
Berbeda dengan batubara, tidak ada keraguan bahwa hidrogen merupakan sebagai sumber energi bersih yang paling menjanjikan di masa depan. Sebab, ketika digunakan sebagai bahan bakar, satu-satunya keluarannya adalah air.
Namun, yang tetap menjadi pertanyaan luar biasa tentang penggunaannya adalah bagaimana cara menyimpan hydrogen karena sangat mudah terbakar. Sampai saat ini para peneliti terus tertantang untuk menemukan cara menampung hidrogen dengan aman.
Profesor Teknik Energi dan Mineral di Penn State, Shimin Liu mengatakan, batubara berpotensi digunakan untuk menyimpan gas hidrogen. Sebab, batubara selama ini diketahui menyimpan gas metana dengan baik karena menempel melalui proses adsorpsi.
Untuk menguji teori tersebut, tim peneliti membangun peralatan penghasil tekanan khusus untuk memaksa hidrogen masuk ke dalam batubara. Mereka juga sedang meneliti kualitas batubara yang akan diubah hidrogen juga.
“Kami membuat desain yang sangat baru dan sangat menantang. Kami harus merancang sistem percobaan dengan benar berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan batu bara dan serpihannya,” kata Shimin Liu, dikutip SINDOnews dari laman NewAtlas, Senin (29/5/2023).
Dalam analisis terhadap delapan jenis batubara berbeda dari seluruh Amerika Serikat, para peneliti menemukan bahan tersebut sangat baik menyimpan hidrogen. Ditemukan batubara terbaik untuk menyimpan hidrogen adalah batubara bituminous volatil rendah yang ditemukan di Virginia dan batubara antrasit dari Pennsylvania.
Dalam struktur barubara itu ditemukan fitur perangkap gas karena memiliki komposisi yang unik. Selama ini banyak yang mendefinisikan batubara sebagai batu, padahal sebenarnya itu adalah polimer. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal, Applied Energy.
“Batubara memiliki kandungan karbon yang tinggi dengan banyak pori-pori kecil yang dapat menyimpan lebih banyak gas. Jadi batubara itu seperti spon yang bisa menampung lebih banyak molekul hidrogen dibandingkan bahan non-karbon lainnya,” beber Liu.
Penelitian lebih lanjut akan mempelajari lebih dalam gagasan batubara sebagai wadah hidrogen, karena para peneliti memeriksa permeabilitas dan difusivitas material. Ini akan membantu untuk memahami seberapa cepat hidrogen dapat dipompa masuk dan keluar dari berbagai jenis batubara.
Data ini pada gilirannya, dapat menghasilkan "baterai" hidrogen berbasis batubara yang efisien. Liu juga menunjukkan bahwa penelitian tersebut dapat memberikan harapan bagi masyarakat yang sangat terpukul oleh peralihan dari batubara.
“Dalam transisi energi, masyarakat batu baralah yang paling terkena dampak ekonomi. Ini tentu saja merupakan peluang untuk menggunakan kembali batubara untuk pengembangan energi hijau. Saya pikir itu adalah sesuatu yang harus kita pertimbangkan,” pungkas Liu.
Berbeda dengan batubara, tidak ada keraguan bahwa hidrogen merupakan sebagai sumber energi bersih yang paling menjanjikan di masa depan. Sebab, ketika digunakan sebagai bahan bakar, satu-satunya keluarannya adalah air.
Namun, yang tetap menjadi pertanyaan luar biasa tentang penggunaannya adalah bagaimana cara menyimpan hydrogen karena sangat mudah terbakar. Sampai saat ini para peneliti terus tertantang untuk menemukan cara menampung hidrogen dengan aman.
Profesor Teknik Energi dan Mineral di Penn State, Shimin Liu mengatakan, batubara berpotensi digunakan untuk menyimpan gas hidrogen. Sebab, batubara selama ini diketahui menyimpan gas metana dengan baik karena menempel melalui proses adsorpsi.
Untuk menguji teori tersebut, tim peneliti membangun peralatan penghasil tekanan khusus untuk memaksa hidrogen masuk ke dalam batubara. Mereka juga sedang meneliti kualitas batubara yang akan diubah hidrogen juga.
“Kami membuat desain yang sangat baru dan sangat menantang. Kami harus merancang sistem percobaan dengan benar berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan batu bara dan serpihannya,” kata Shimin Liu, dikutip SINDOnews dari laman NewAtlas, Senin (29/5/2023).
Dalam analisis terhadap delapan jenis batubara berbeda dari seluruh Amerika Serikat, para peneliti menemukan bahan tersebut sangat baik menyimpan hidrogen. Ditemukan batubara terbaik untuk menyimpan hidrogen adalah batubara bituminous volatil rendah yang ditemukan di Virginia dan batubara antrasit dari Pennsylvania.
Dalam struktur barubara itu ditemukan fitur perangkap gas karena memiliki komposisi yang unik. Selama ini banyak yang mendefinisikan batubara sebagai batu, padahal sebenarnya itu adalah polimer. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal, Applied Energy.
“Batubara memiliki kandungan karbon yang tinggi dengan banyak pori-pori kecil yang dapat menyimpan lebih banyak gas. Jadi batubara itu seperti spon yang bisa menampung lebih banyak molekul hidrogen dibandingkan bahan non-karbon lainnya,” beber Liu.
Penelitian lebih lanjut akan mempelajari lebih dalam gagasan batubara sebagai wadah hidrogen, karena para peneliti memeriksa permeabilitas dan difusivitas material. Ini akan membantu untuk memahami seberapa cepat hidrogen dapat dipompa masuk dan keluar dari berbagai jenis batubara.
Data ini pada gilirannya, dapat menghasilkan "baterai" hidrogen berbasis batubara yang efisien. Liu juga menunjukkan bahwa penelitian tersebut dapat memberikan harapan bagi masyarakat yang sangat terpukul oleh peralihan dari batubara.
“Dalam transisi energi, masyarakat batu baralah yang paling terkena dampak ekonomi. Ini tentu saja merupakan peluang untuk menggunakan kembali batubara untuk pengembangan energi hijau. Saya pikir itu adalah sesuatu yang harus kita pertimbangkan,” pungkas Liu.
(wib)