Kualitas Udara Jakarta Sedang Tidak Sehat, Diimbau Tetap Gunakan Masker

Jum'at, 02 Juni 2023 - 08:19 WIB
loading...
Kualitas Udara Jakarta Sedang Tidak Sehat, Diimbau Tetap Gunakan Masker
Masyarakat diimbau untuk tetap menggunakan masker karena kondisi udara di Jakarta tidak sehat. Foto: Sindonews
A A A
JAKARTA - Kualitas udara di Jakarta beberapa hari terakhir indeks kualitas udara ( Air Quality Index/AQI ) terus mengalami kenaikan. Untuk menyiasatinya, warga Jakarta diimbau untuk tetap menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam subspesialis Hematologi-Onkologi Prof Zubairi Djoerban. ”Biasanya kita akan lepas masker begitu di luar ruangan. Tapi dengan kualitas udara saat ini lebih baik tetap memakainya,” jelas Prof Beri dikutip dari Twitternya, Jumat (2/6).

Sebelumnya, Prof Beri mengunggah AQI di Jakarta sempat berada di angka 156 dan naik jadi 161. Padahal angka normalnya dari AQI berada di 0-50.

Sementara berdasarkan hasil pantauan SINDONews, angka AQI untuk Jakarta di 162. Angka ini jelas mengalami peningkatan satu angka dari yang dicuit oleh Prof Zubairi.

“Berdasar laman IQ Air, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta Ahad kemarin di angka 156. Hari ini 161. Artinya kategori tidak sehat. AQI normal di angka 0-50,” kata Prof Beri dalam cuitannya pada 29 Mei kemarin.

Untuk mengukur kualitas udara di berbagai wilayah di Indonesia, pemerintah telah menentukan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP 45/MENLH/1997 tentang Indeks Standar Pencemar Udara.

Parameter Kualitas Udara Indeks Standar Pencemar Udara adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya.

Berikut parameter Indeks kualitas udara:
Kualitas Udara Jakarta Sedang Tidak Sehat, Diimbau Tetap Gunakan Masker

1. Baik (0-50) : Tingkat kualitas udara tidak memberikan efek buruk bagi kesehatan manusia atau hewan.

2. Sedang (51-100) : Tingkat kualitas udara tidak memberikan efek buruk bagi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.

3. Tidak Sehat (101-199): Tingkat kualitas udara merugikan manusia dan kelompok hewan yang sensitif, serta menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

4. Sangat Tidak Sehat (200-299) : Tingkat kualitas udara dapat merugikan kesehatan pada beberapa segmen populasi yang terpapar.

5. Berbahaya (300-lebih): Tingkat kualitas udara berbahaya secara umum dan menimbulkan kerugian kesehatan yang serius.

Alergi, Asma, hingga Kanker
Kualitas Udara Jakarta Sedang Tidak Sehat, Diimbau Tetap Gunakan Masker

Kualitas udara yang buruk ini juga mendapatkan sorotan dari Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) dr. Sita Laksmi Andarini yang mengatakan bahwa dalam udara ada kandungan sulfur itu disebut polusi, dinilai berbahaya bagi kesehatan anak atau orang yang menghirup udara tersebut.

Ini bisa memberi efek samping pada kesehatan seperti alergi, asma hingga kanker.



“Polusi udara itu memang ada partiku meter PM udara dan ada bagian lain dan partikel dan gasnya berbahaya seperti sulfur. Untuk PM sendiri gas tersebut tentu saja menimbulkan gejala gangguan respirasi misalnya batuk alergi, sampai asma,” jelasnya.

Perlu diketahui, berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators terdapat 5 penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis,danasma.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2742 seconds (0.1#10.140)