Perbedaan Ledakan Nuklir Chernobyl dengan Hiroshima dan Nagasaki

Kamis, 20 Juli 2023 - 11:10 WIB
loading...
Perbedaan Ledakan Nuklir...
Tiga peristiwa ledakan nuklir paling dahsyat di abad ke-20 terjadi di tiga kota, Hiroshima dan Nagasaki di Jepang serta Chernobyl di Ukraina. Foto/ifl science
A A A
KIEV - Tiga peristiwa ledakan nuklir paling dahsyat di abad ke-20 terjadi di tiga kota, Hiroshima dan Nagasaki di Jepang serta Chernobyl di Ukraina. Ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki menyebabkan 129.000 dan 226.000 kematian, sedangkan ledakan reaktor nuklir di Chernobyl mengakibatkan kontaminasi luas ke Eropa dan Uni Soviet dengan korban jiwa 52 meninggal dari 134 korban.

Meskipun sumber ledakan sama, berasal dari nuklir, namun ada perbedaan dari tiga kejadian tersebut. Ledakan nuklir di Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus 1945) merupakan serangan bom atom yang direncana. Peristiwa ini menandai penggunaan pertama senjata nuklir dalam perang.

Serangan bom atom di kota Hiroshima menyebabkan 129.000 orang tewas dan 350.000 lainnya terpapar radiasi nuklir. Dikutip dari laman k1project.columbia.edu, Kamis (20/7/2023), orang-orang yang berada di zona 2 km terpapar radiasi dari serangan ini, termasuk neutron dan sinar gamma serta hujan hitam yang mengandung produk fisi nuklir.



Sedangkan ledakan nuklir di Chernobyl merupakan kecelakaan yang terjadi di sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir dekat kota Pripyat, Ukraina, pada 26 April 1986. Kecelakaan tersebut merupakan bencana nuklir paling mengerikan dalam sejarah.

Ledakan langsung reaktor nuklir Chernobyl menyebabkan kematian dua staf operasi dan menyebabkan 134 petugas pemadam kebakaran dan staf terluka akibat sindrom radiasi tingkat tinggi yang parah. Kekuatan ledakan mengirimkan materi yang terkontaminasi ke sebagian besar Uni Soviet (Belarusia modern, Ukraina, dan Rusia).
Perbedaan Ledakan Nuklir Chernobyl dengan Hiroshima dan Nagasaki

Bom atom yang dijatuhkan di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Foto/Wikipedia

Dari 134, 28 meninggal sesudahnya dan sekitar 14 kematian akibat kanker yang disebabkan oleh radiasi dalam kurun waktu 10 tahun setelah ledakan. Meskipun tidak mungkin untuk menentukan jumlah pasti kematian akibat insiden tersebut, 4.000 korban diperkirakan di negara-negara Soviet yang paling terpapar dan antara 9.000-16.000 di benua Eropa.

Perbedaan utama dari kasus bom atom Hiroshima dan Nagasaki dengan ledakan reaktor nuklir Chernobyl adalah jenis kerusakan yang ditimbulkan. Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki diledakkan jauh di atas permukaan tanah.



Kondisi ini memaksimalkan hasil ledakan, menyebabkan kerusakan langsung yang lebih besar, tetapi juga mengurangi tingkat radiasi. Sebaliknya, ledakan di Chernobyl, jauh lebih kecil dan terjadi di permukaan tanah, namun melontarkan lebih dari 400 kali lebih banyak bahan radioaktif ke atmosfer dan meninggalkan bongkahan besar puing-puing nuklir.

Dikutip dari laman ifl science, Kamis (20/7/2023), perbedaan lain terletak pada jumlah bahan fisil yang digunakan. Sebagian besar senjata nuklir dan reaktor nuklir menggunakan uranium yang diperkaya yang mengandung konsentrasi tinggi isotop uranium-235 (U-235).
Perbedaan Ledakan Nuklir Chernobyl dengan Hiroshima dan Nagasaki

Pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl, Ukraina.

Isotop khusus ini membentuk bahan bakar untuk reaktor dan merupakan bahan yang membuat bom meledak. Ini dicapai melalui fisi, di mana neutron digunakan untuk memisahkan atom U-235, yang membebaskan energi dalam jumlah besar.

Sebaliknya, reaktor pembangkit listrik nuklir menggunakan batang kendali untuk menyerap neutron sehingga reaksi berantai fisi dapat dipertahankan pada intensitas yang lebih rendah dan lebih lama. Reaktor pembangkit listrik nuklir juga menghasilkan produk sampingan nuklir tingkat tinggi yang sangat radioaktif.



Biasanya, ketika bahan bakar nuklir digunakan akan diganti dan disimpan di reaktor sampai dapat dibuang dengan aman atau didaur ulang untuk digunakan lebih lanjut. Namun, dalam kasus Chernobyl, ledakan tersebut melepaskan material ini ke atmosfer dan lingkungan sekitarnya.

Produk sampingan ini memiliki waktu paruh yang panjang, yang berarti mereka tetap berbahaya bagi manusia lebih lama. Inilah alasan wilayah Chernobyl belum bisa ditinggali kembali, berbeda dengan Hiroshima dan Nagasaki.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1443 seconds (0.1#10.140)