Mengenal Ulat Sagu Papua, Larva Kumbang yang Jadi Kaya Protein
loading...
A
A
A
PAPUA - Ulat sagu di Papua memang sudah sangat populer. Julukan ulat sagu karena banyak ditemukan di pohon sagu yang tumbang dan mengalami pembusukan.
Bentuk ulat ini sangat khas. Yakni berwana putih dan gemuk. Ukuran ulat tersebut sekitar 3-4 cm. Ulat sagu ini jadi makanan favorit bagi sebagian besar masyarakat Indonesia Timur. Masyarakat Papua, misalnya, sering mengonsumsinya dalam keadaan mentah. Atau, diolah menjadi beragam makanan.
Yang unik, meski disebut ulat sagu, tapi hewan tersebut bukan benar-benar ulat. Melainkan larva kumbang penggerek dengan nama latin Rhynchophorus ferrugineus.
Larva tersebut bisa ditemukan dengan mudah di batang sagu yang mulai membusuk. Batang pohon sagu memiliki kandungan zat tepung yang melimpah dan menjadi makanan bagi ulat sagu.
Karena itu, ulat sagu memiliki banyak kandungan gizi di dalamnya, seperti protein dan lemak.
Masyarakat Papua sendiri mengolah ulat sagu menjadi sate, keripik, lauk nasi goreng. Ulat tersebut juga bisa dicampur di telur dadar, nasi, kroket, dan lainnya.
Bagi kesehatan, ulat sagu mengandung protein dan asam amino esensial. Kandungan itu bisa membantu mempercepat perbaikan sel dalam jaringan tubuh dan mencegah berbagai macam penyakit.
Dilansir dari channel YouTube MNCTV Official, Hamish Daud sebagai host acara Indonesian Authentic Places berkesempatan mengunjungi Papua Barat dan melakukan perjalanan menuju hutan untuk mencari ulat sagu atau kayu dengan menyusuri sungai.
Baca Juga: Festival Ulat Sagu di Kampung Yoboi Papua
Hamish Daud dan warga lokal singgah di perkebunan pohon sagu, sekaligus sebagai tempat proses pembuatan sagu. Nah di situlah terdapat ulat sagu yang populer di Indonesia.
"Sambil bikin proses itu ada namanya ulat sagu. Jadi turun temurun sudah makan ulat ini," ujar suami dari Raisa Andriana tersebut.
Setelah menemukan ulat yang ukurannya besar dan gendut, Hamish langsung memakannya. Ia menjelaskan teksturnya seperti kulit ayam, dan di dalamnya atau bagian daging ada rasa manis seperti sagu.
“Ini (ulat) banyak protein. Ini luar biasa kalau cari protein dari alam,”terangnya.
Bentuk ulat ini sangat khas. Yakni berwana putih dan gemuk. Ukuran ulat tersebut sekitar 3-4 cm. Ulat sagu ini jadi makanan favorit bagi sebagian besar masyarakat Indonesia Timur. Masyarakat Papua, misalnya, sering mengonsumsinya dalam keadaan mentah. Atau, diolah menjadi beragam makanan.
Yang unik, meski disebut ulat sagu, tapi hewan tersebut bukan benar-benar ulat. Melainkan larva kumbang penggerek dengan nama latin Rhynchophorus ferrugineus.
Larva tersebut bisa ditemukan dengan mudah di batang sagu yang mulai membusuk. Batang pohon sagu memiliki kandungan zat tepung yang melimpah dan menjadi makanan bagi ulat sagu.
Karena itu, ulat sagu memiliki banyak kandungan gizi di dalamnya, seperti protein dan lemak.
Masyarakat Papua sendiri mengolah ulat sagu menjadi sate, keripik, lauk nasi goreng. Ulat tersebut juga bisa dicampur di telur dadar, nasi, kroket, dan lainnya.
Bagi kesehatan, ulat sagu mengandung protein dan asam amino esensial. Kandungan itu bisa membantu mempercepat perbaikan sel dalam jaringan tubuh dan mencegah berbagai macam penyakit.
Dilansir dari channel YouTube MNCTV Official, Hamish Daud sebagai host acara Indonesian Authentic Places berkesempatan mengunjungi Papua Barat dan melakukan perjalanan menuju hutan untuk mencari ulat sagu atau kayu dengan menyusuri sungai.
Baca Juga: Festival Ulat Sagu di Kampung Yoboi Papua
Hamish Daud dan warga lokal singgah di perkebunan pohon sagu, sekaligus sebagai tempat proses pembuatan sagu. Nah di situlah terdapat ulat sagu yang populer di Indonesia.
"Sambil bikin proses itu ada namanya ulat sagu. Jadi turun temurun sudah makan ulat ini," ujar suami dari Raisa Andriana tersebut.
Setelah menemukan ulat yang ukurannya besar dan gendut, Hamish langsung memakannya. Ia menjelaskan teksturnya seperti kulit ayam, dan di dalamnya atau bagian daging ada rasa manis seperti sagu.
“Ini (ulat) banyak protein. Ini luar biasa kalau cari protein dari alam,”terangnya.
(dan)