Terungkap! Buaya Dapat Memahami Suara Tangisan Bayi Manusia

Rabu, 09 Agustus 2023 - 20:01 WIB
loading...
Terungkap! Buaya Dapat Memahami Suara Tangisan Bayi Manusia
Buaya ternyata dapat memahami suara tangisan bayi manusia. (Foto/NewAtlas)
A A A
JAKARTA - Kepekaan orangtua dalam merespons suara tangisan bayi sudah menjadi hal lumrah. Namun, tahukah Anda reaksi serupa juga dilakukan oleh buaya terhadap tangisan bayi manusia.

Orangtua secara alamiah akan bereaksi terhadap tangisan bayi sebagai pertanda permintaan tolong. Hal serupa juga dilakukan oleh buaya betina, namun tidak bagi buaya jantan yang lebih memaknainya sebagai bel makan siang.

Menurut penelitian terbaru bertajuk Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, buaya dengan cepat menyelidiki tangisan bayi manusia karena suara kesusahan memicu respons predator dari reptil yang lapar. Menariknya, beberapa buaya betina juga dapat merespons karena tangisan bayi menarik naluri keibuan mereka.

Dikutip dari Smithsonianmag, Rabu (9/8/2023), hasil penelitian ini menambah gagasan menarik bahwa ada bahasa universal dalam sifat panggilan bayi manusia sehingga dapat dipahami oleh spesies lain.

Dengan menggunakan rekaman audio tangisan bayi manusia, simpanse, dan bonobo, para ilmuwan menemukan fakta bahwa buaya tidak hanya memperhatikan tetapi juga cepat bereaksi ketika mendengar tangisan bayi.



"Itu mungkin respons predator terhadap mangsa yang dalam kesulitan, atau bisa juga karena suaranya sedikit mirip dengan apa yang dilakukan bayi mereka sendiri," kata Élodie F. Briefer, ahli ekologi perilaku di Universitas Kopenhagen, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Julie Thévenet, dari Claude Bernard University Lyon, dan rekannya mengumpulkan berbagai tangisan bayi, mengungkapkan berbagai tingkat kesusahan, bersumber dari database penelitian bioakustik.

Bayi bonobo telah dicatat di beberapa kebun binatang Eropa, dan panggilan simpanse telah dikumpulkan dari populasi liar di Taman Nasional Kibale Uganda.

Dalam setiap vokalisasi, bayi meminta ibu mereka dengan tingkat urgensi yang berbeda-beda, mulai dari meminta perhatian saat ibu berada di dekatnya hingga menangis saat berkonflik dengan individu lain. Tangisan bayi manusia juga dikumpulkan selama situasi yang berbeda, mulai dari mandi di rumah bersama orangtua hingga menerima suntikan dokter.

Tim menganalisis panggilan dan mengidentifikasi 18 variabel akustik yang berbeda, seperti nada, jumlah dan durasi suku kata, serta suara yang kacau dan harmonis.

Mereka kemudian memasang pengeras suara di CrocoParc di Agadir, Maroko, fasilitas tempat sekitar 300 buaya Nil bebas berkeliaran. Lalu, berbagai suara primata diperdengarkan ke buaya.



Hasilnya, banyak buaya bereaksi dengan cepat. Beberapa menyelidiki speaker dari permukaan, berhenti hanya beberapa inci dari perangkat dan menatapnya. Yang lain mendekati pengeras suara di bawah air, dengan cara yang tampak seperti predator. Tetapi tanggapan lain tampaknya tidak bersifat predator.

“Tidak dapat sepenuhnya dikesampingkan bahwa beberapa individu terutama buaya betina merespons dalam konteks pengasuhan orang tua,” tulis para peneliti.

Buaya betina, dan beberapa jantan, terkadang menanggapi tangisan kesusahan bayi mereka sendiri, yang memiliki ciri akustik yang sama dengan panggilan bayi primata.

Seperti diketahui, Charles Darwin berhipotesis bahwa cara spesies yang berbeda memanggil dalam kesusahan mungkin memiliki akar evolusi yang sangat kuno, yang berasal dari vertebrata terestrial paling awal, karena seleksi alam dapat mempromosikan vokalisasi yang efektif bahkan di antara spesies yang sangat berbeda.

Vertebrata sering bereaksi terhadap stres dengan cara yang konsisten. “Itu berarti bahwa kita juga dapat memahami satu sama lain bahkan pada spesies yang sangat jauh,” kata Briefer

Penelitian lain telah menemukan koneksi yang menarik untuk mendukung ide ini. Studi pencitraan otak menunjukkan bahwa anjing dapat mengenali emosi manusia dengan mendengarkan suara. Hal itu mungkin karena periode panjang evolusi bersama.
Tetapi studi tahun 2019 yang ditulis bersama oleh Piera Filippi, ilmuwan kognitif di University of Zurich yang mempelajari komunikasi vokal dan emosional di seluruh spesies hewan, menemukan bahwa chickadees, burung yang mempelajari vokalisasi induknya, mengenali panggilan darurat pada spesies yang sangat berbeda termasuk manusia.

Tetapi Filippi, yang tidak terlibat dalam laporan Proceedings B, juga mencatat bahwa di luar beberapa penelitian, para ilmuwan masih belum mengetahui banyak tentang respons perilaku dan kognitif dari banyak spesies, termasuk buaya, terhadap vokalisasi yang berbeda.

“Semakin banyak spesies yang kami uji, dan semakin jauh jarak mereka dari primata secara filogenetik, semakin lengkap gambaran yang bisa kami dapatkan tentang bagaimana komunikasi vokal, dan khususnya komunikasi emosional berkembang,” kata Filippi.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1768 seconds (0.1#10.140)