Setelah 143 Tahun Suhu Global Bumi Pecahkan Rekor Terpanas

Selasa, 15 Agustus 2023 - 16:45 WIB
loading...
Setelah 143 Tahun Suhu...
Ilmuwan NASA menyebutkan suhu global Bumi pada Juli 2023 tercatat memecahkan rekor terpanas dalam 143 tahun. Foto/NASA
A A A
FLORIDA - Ilmuwan NASA menyebutkan suhu global Bumi pada Juli 2023 tercatat memecahkan rekor terpanas dalam 143 tahun. Secara keseluruhan, Juli 2023 bersuhu 1,18°C lebih hangat daripada rata-rata Juli antara tahun 1951 dan 1980.

“Juli 2023 lebih hangat daripada Juli sebelumnya dan bulan sebelumnya yang tercatat, sejak tahun 1880,” kata Direktur Institut Goddard untuk Studi Luar Angkasa (GISS) NASA, Gavin Schmidt dikutip SINDOnews dari laman earthobservatory, Selasa (15/8/2023).

Bulan Juli 2023 menjadi lebih hangat dari biasanya melanjutkan tren pemanasan global jangka panjang, akibat emisi gas rumah kaca. Menurut catatan NASA suhu pada bulan Juli 2023 adalah 0,24°C lebih hangat daripada Juli 2022.



Menurut data anomali suhu GISS, lima bulan Juli terpanas sejak 1880 semuanya terjadi dalam lima tahun terakhir. “Ini melanjutkan tren jangka panjang dalam pemanasan global yang dramatis yang telah kita saksikan selama empat dekade terakhir,” kata Schmidt.

Peta yang dirilis NASA menggambarkan anomali suhu global untuk bulan Juli 2023, menunjukkan seberapa panas Bumi dibandingkan dengan rata-rata dari tahun 1951 hingga 1980. Perhatikan bahwa warna merah terdalam setidaknya mencapai kenaikan suhu 4 derajat Celcius.
Setelah 143 Tahun Suhu Global Bumi Pecahkan Rekor Terpanas


Sebagian Amerika Selatan, Afrika Utara, Amerika Utara, dan Semenanjung Antartika, menjadi sangat panas dan mengalami anomali suhu sekitar 4 derajat Celcius. Panas ekstrem berkontribusi pada kebakaran hutan yang menghancurkan dan gelombang panas di Belahan Bumi Utara.

“Perubahan yang kita lihat dalam suhu global ini tercermin dalam panas ekstrem yang nyata yang dialami orang secara lokal. Gelombang panas di Afrika Utara, Timur Tengah, AS Barat Daya, China, dan Eropa selatan secara langsung dipengaruhi oleh suhu planet Bumi yang sedang memanas,” kata Schmidt.



Tim GISS menyusun analisis kenaikan suhu Bumi dari data temperatur udara permukaan dari puluhan ribu stasiun metrologi dan data suhu permukaan laut dari instrumen berbasis kapal dan pelampung. Data mentah ini dianalisis menggunakan metode yang memperhitungkan jarak stasiun temperatur yang bervariasi di seluruh dunia dan efek pemanasan perkotaan.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2037 seconds (0.1#10.140)