Laut Semakin Panas Bikin Predator Ganas Ini Gampang Marah
loading...
A
A
A
LONDON - Temperatur lautan di dunia yang semakin panas, ternyata membuat ikan hiu yang dikenal sebagai predator ganas jadi gampang marah. Ini menunjukkan kenaikan suhu lautan telah membuat makhluk hidup yang ada di dalamnya jadi mudah gelisah dan naik darah.
Dr Simon Boxall dari University of Southampton mengatakan, predator seperti hiu bisa menjadi agresif karena bingung dalam kondisi lautan yang lebih panas. “Hiu menjadi pemarah karena sangat gelisah dengan suhu lautan yang lebih panas,” katanya kepada Telegraph yang dikutip SINDOnews, Rabu (9/8/2023).
Data Copernicus, layanan cuaca Uni Eropa, mengungkapkan suhu permukaan laut mencapai rata-rata 20,96 derajat Celcius pada awal Agustus 2023. Angka ini memecahkan rekor suhu tertinggi sebelumnya pada 2016 sebesar 20,95 derajat Celcius.
Laut yang lebih hangat menyebabkan masalah bagi ikan dan karang serta dapat mengakibatkan kenaikan permukaan laut. Saat lautan menghangat, ikan seperti cod mungkin harus bergerak lebih jauh ke utara untuk mencapai laut yang lebih dingin yang mereka sukai.
“Ini bisa berarti jumlah ikan seperti cod menurun. Ikan Cod memakan makhluk mirip udang kecil yang disebut copepoda, namun perubahan suhu dapat mengganggu copepoda berkembang biak,” kata Dr Katie Longo, dari Marine Stewardship Council.
Samantha Burgess, dari layanan pemantau iklim, mengatakan lautan paling hangat secara global seharusnya terjadi pada bulan Maret, bukan Agustus. Perubahan ini terjadi akibat fenomena cuaca El Nino, pemanasan air permukaan yang tidak biasa di Samudra Pasifik bagian timur.
“Fakta bahwa kami telah melihat rekaman itu sekarang membuat saya gugup tentang seberapa hangat lautan yang mungkin terjadi antara sekarang dan Maret mendatang,” ujarnya kepada BBC.
Dr Simon Boxall dari University of Southampton mengatakan, predator seperti hiu bisa menjadi agresif karena bingung dalam kondisi lautan yang lebih panas. “Hiu menjadi pemarah karena sangat gelisah dengan suhu lautan yang lebih panas,” katanya kepada Telegraph yang dikutip SINDOnews, Rabu (9/8/2023).
Data Copernicus, layanan cuaca Uni Eropa, mengungkapkan suhu permukaan laut mencapai rata-rata 20,96 derajat Celcius pada awal Agustus 2023. Angka ini memecahkan rekor suhu tertinggi sebelumnya pada 2016 sebesar 20,95 derajat Celcius.
Laut yang lebih hangat menyebabkan masalah bagi ikan dan karang serta dapat mengakibatkan kenaikan permukaan laut. Saat lautan menghangat, ikan seperti cod mungkin harus bergerak lebih jauh ke utara untuk mencapai laut yang lebih dingin yang mereka sukai.
“Ini bisa berarti jumlah ikan seperti cod menurun. Ikan Cod memakan makhluk mirip udang kecil yang disebut copepoda, namun perubahan suhu dapat mengganggu copepoda berkembang biak,” kata Dr Katie Longo, dari Marine Stewardship Council.
Samantha Burgess, dari layanan pemantau iklim, mengatakan lautan paling hangat secara global seharusnya terjadi pada bulan Maret, bukan Agustus. Perubahan ini terjadi akibat fenomena cuaca El Nino, pemanasan air permukaan yang tidak biasa di Samudra Pasifik bagian timur.
“Fakta bahwa kami telah melihat rekaman itu sekarang membuat saya gugup tentang seberapa hangat lautan yang mungkin terjadi antara sekarang dan Maret mendatang,” ujarnya kepada BBC.
(wib)