Gunakan Google Maps, Ahli Inggris Klaim Deteksi Jejak Pesawat Nahas MH370 di Hutan Kamboja

Selasa, 05 September 2023 - 15:14 WIB
loading...
Gunakan Google Maps,...
Seorang ahli teknologi dari Inggris Ian Wilson mengklaim melihat pesawat MH370 yang hilang di Google Maps. Dia yakin sisa-sisa pesawat Malaysia Airlines yang hilang berada jauh di dalam hutan di Kamboja. Foto/NZ Herald/Google
A A A
LONDON - Seorang ahli teknologi dari Inggris Ian Wilson mengklaim melihat pesawat MH370 yang hilang di Google Maps. Dia yakin sisa-sisa pesawat Malaysia Airlines yang hilang berada jauh di dalam hutan di Kamboja.

Pesawat nahas tersebut lepas landas dari Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia pada 8 Maret 2014, dengan 227 penumpang di dalamnya dan 12 kru. Namun, pesawat tersebut menghilang saat serah terima antara pengawas lalu lintas udara Malaysia dan Vietnam dengan transponder yang dimatikan.

Dalam penerbangan menuju Beijing, pesawat lenyap tanpa jejak dengan semua orang di dalamnya diyakini telah tewas. Para penyelidik telah bekerja secara ekstensif sejak pesawat itu menghilang.



Meskipun telah merilis laporan setebal 1.500 halaman, mereka mengaku masih belum bisa mengatakan apa yang terjadi. Biro Arsip Investigasi Pesawat Terbang mengatakan tidak dapat mengesampingkan penampakan di Google Maps, yang berasal dari tahun 2018 di Google Earth - sebagai MH370.

Para akademisi di Florida juga percaya bahwa data suhu yang dimiliki teritip yang ditemukan di beberapa bagian puing pesawat dapat memberikan jawabannya. Diperkirakan hal ini dapat membantu melacak pergerakan pesawat MH370.
Gunakan Google Maps, Ahli Inggris Klaim Deteksi Jejak Pesawat Nahas MH370 di Hutan Kamboja


“Mengukur penampakan Google, Anda melihat sekitar 69 meter, tapi sepertinya ada celah antara ekor dan bagian belakang pesawat. Hanya sedikit lebih besar, tapi ada celah yang mungkin bisa menjelaskannya,” kata Wilson dikutip SINDOnews dari laman mirror, Selasa (5/9/2023).

Wilson mengatakan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari tempat-tempat di mana pesawat bisa saja jatuh. “Secara harfiah itu adalah bagian paling hijau dan paling gelap yang bisa Anda lihat,” ujarnya.



Gregory Herbert, seorang profesor biologi evolusi di University of South Florida di kota Tampa, memimpin penelitian baru ini setelah melihat foto-foto puing-puing pesawat. Khususnya flaperon yang terdampar di Pulau Reunion di Samudera Hindia setahun setelah pesawat tersebut hilang.

“Segera setelah saya melihat itu, saya segera mulai mengirim email kepada para penyelidik pencarian karena saya tahu geokimia dapat memberikan petunjuk ke lokasi jatuhnya pesawat. Karena teritip menumbuhkan cangkangnya setiap hari, itu berarti kimiawi setiap lapisan dapat ditentukan oleh suhu air pada saat itu," tulis Mail Online.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1319 seconds (0.1#10.140)