SpaceX Menangkan Kontrak Pembangunan Satelit Militer Starshield
loading...
A
A
A
TEXAS - SpaceX memenangkan kontrak pertamanya dengan Angkatan Luar Angkasa Amerika Serikat untuk pembangunan konstelasi satelit Starshield. SpaceX mendapat kontrak satu tahun bernilai USD70 juta atau Rp1 triliun lebih.
Meskipun sedikit yang diketahui tentang Starshield, SpaceX mengungkapkan beberapa aspek penting dari upaya tersebut. Misalnya, proyek ini akan menggunakan jenis teknologi broadband yang sama dengan konstelasi satelit Starlink .
Hanya, bedanya konstelasi ini akan diarahkan untuk penggunaan kepentingan pemerintah, khususnya oleh militer AS dan lembaga terkaitnya. SpaceX juga memiliki situs resmi untuk proyek tersebut.
“Starshield memanfaatkan teknologi Starlink SpaceX dan kemampuan peluncurannya untuk mendukung upaya keamanan nasional,” tulis SpaceX melalui situs resmi dikutip SINDOnews dari laman Space, Selasa (3/10/2023).
Menurut situs yang sama, proyek ini akan memiliki tiga kegunaan utama, yaitu observasi bumi, komunikasi, dan hosting, untuk misi muatan pelanggan yang paling rumit. Penggunaan ketiga kemampuan ini membuka kemungkinan adanya beragam instrumen dan jenis misi.
“Satelit Starshield mampu mengintegrasikan beragam muatan dan menawarkan keserbagunaan unik bagi pengguna,” tambah SpaceX.
Starlink, jaringan satelit komunikasi broadband konsumen SpaceX, digunakan terutama untuk akses internet berkecepatan tinggi di daerah terpencil, di laut, atau di lokasi yang tidak memiliki infrastruktur internet. Namun, Starlink telah digunakan secara luas oleh pemerintah dan militer Ukraina selama invasi Rusia ke Ukraina.
Angkatan Udara AS juga telah menguji Starlink untuk tujuan militer pada awal tahun 2020. Angkatan Udara AS melakukan latihan satelit ini untuk menyediakan hubungan komunikasi antara aset militer yang tersebar di seluruh AS. Salah satunya untuk membantu menembak jatuh sebuah drone dan rudal jelajah.
Meskipun sedikit yang diketahui tentang Starshield, SpaceX mengungkapkan beberapa aspek penting dari upaya tersebut. Misalnya, proyek ini akan menggunakan jenis teknologi broadband yang sama dengan konstelasi satelit Starlink .
Hanya, bedanya konstelasi ini akan diarahkan untuk penggunaan kepentingan pemerintah, khususnya oleh militer AS dan lembaga terkaitnya. SpaceX juga memiliki situs resmi untuk proyek tersebut.
“Starshield memanfaatkan teknologi Starlink SpaceX dan kemampuan peluncurannya untuk mendukung upaya keamanan nasional,” tulis SpaceX melalui situs resmi dikutip SINDOnews dari laman Space, Selasa (3/10/2023).
Menurut situs yang sama, proyek ini akan memiliki tiga kegunaan utama, yaitu observasi bumi, komunikasi, dan hosting, untuk misi muatan pelanggan yang paling rumit. Penggunaan ketiga kemampuan ini membuka kemungkinan adanya beragam instrumen dan jenis misi.
“Satelit Starshield mampu mengintegrasikan beragam muatan dan menawarkan keserbagunaan unik bagi pengguna,” tambah SpaceX.
Starlink, jaringan satelit komunikasi broadband konsumen SpaceX, digunakan terutama untuk akses internet berkecepatan tinggi di daerah terpencil, di laut, atau di lokasi yang tidak memiliki infrastruktur internet. Namun, Starlink telah digunakan secara luas oleh pemerintah dan militer Ukraina selama invasi Rusia ke Ukraina.
Angkatan Udara AS juga telah menguji Starlink untuk tujuan militer pada awal tahun 2020. Angkatan Udara AS melakukan latihan satelit ini untuk menyediakan hubungan komunikasi antara aset militer yang tersebar di seluruh AS. Salah satunya untuk membantu menembak jatuh sebuah drone dan rudal jelajah.