Asyiknya Ngopi Pagi di Luar Angkasa, Menikmati Secangkir Espresso Tanpa Gravitasi
loading...
A
A
A
ROMA - Ngopi di pagi di luar angkasa, tentu pengalaman langka yang tak bisa dinikmati semua orang. Astronot Badan Antariksa Eropa (ESA), Samantha Cristoforetti, membagikan pengalaman ngopi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) di ruang tanpa gravitasi.
Dalam video yang diposting untuk merayakan Hari Kopi Internasional, Samantha Cristoforetti, mengungkapkan bagaimana dia membuat kopi pagi tanpa bantuan gravitasi selama berada di ISS. Dia menggunakan cangkir luar angkasa yang dirancang khusus, agar dapat menyeruput kopi pagi tanpa kesulitan di ISS yang mengorbit 420 km di atas Bumi.
Rekaman tersebut menunjukkan astronot Perempuan asal Italia ini sangat hati-hati menuangkan kopinya dari kantong tertutup ke dalam cangkir yang bentuknya terlihat tak lazim. Bagi para astronot, penemuan cangkir ini memungkinkan bisa tetap menikmati kesenangan menyeruput kopi seperti penduduk di Bumi.
Video tersebut direkam tahun lalu saat Cristoforetti berada di orbit selama 170 hari, ketika menjadi komandan wanita pertama di ISS. Diketahui Cristoforetti tiba di ISS pada 27 April 2022 dan kembali ke Bumi pada 14 Oktober.
Para komentator di media sosial mengungkapkan kekaguman mereka terhadap desain cangir kopi tersebut. “Hal-hal kecil itulah yang membawa realita peradaban luar angkasa,” tulis salah satu pengguna.
Dalam video yang baru diunggah baru-baru ini, Cristoforetti mendemonstrasikan sulitnya minum di luar angkasa. Dengan kopi yang dituangkan ke dalam botol kecil agar tidak berhamburan karena pengaruh tegangan permukaannya.
Meskipun rumit, tentu tetap mengasyikan, para astronot merasa puas bisa menikmati kafein dengan kantong aluminium yang sudah diisi dengan kopi kering beku, susu, dan gula yang dapat dipompa air panas. Ngopi di luar angkasa cukup rumit karena para astronot harus membuat kopinya berhenti mengambang agar bisa dinikmati.
Ilmuwan NASA Dr Mark Weislogel, yang membantu merancang cangkir tersebut, menjelaskan fenomena itu dalam sebuah blog, Dalam pesawat ruang angkasa, jika efek tegangan permukaan tidak dipahami, cairan (misalnya air, bahan bakar) dapat berada di mana saja di dalam wadah yang menampungnya.
“Inilah sebabnya di luar angkasa Anda hanya akan melihat astronot minum dari kantong berisi sedotan. Kemudian mereka merobek kantong tersebut sepenuhnya untuk memastikan cairan keluar,” katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, NASA telah merancang sebuah cangkir yang menggunakan geometri cerdas untuk memanfaatkan fisika tegangan permukaan. Menyentuh bibir Anda ke tepi space-cup menciptakan 'sambungan kapiler', menarik cairan ke dalam mulut dengan cara yang sama seperti kertas menyerap air.
Namun, mengirimkan cangkir ke luar angkasa bukan hanya membuat pagi hari para astronot lebih menyenangkan, tetapi juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang serius. Fisika yang sama yang membantu menuangkan kopi dari cangkir ke mulut Anda memengaruhi semua cairan, baik di Bumi maupun di luar angkasa.
Seperti yang dijelaskan Dr Wesilogal, mengamati cara kerja cangkir luar angkasa dalam gravitasi nol akan membantu para ilmuwan mempelajari segala hal. Mulai dari mendapatkan tetes terakhir bahan bakar untuk mesin roket atau memberikan dosis obat yang tepat kepada pasien.
Eksperimen yang dilakukan pada wadah luar angkasa juga akan membantu mencegah bencana pada perjalanan luar angkasa jarak jauh di masa depan seperti perjalanan ke Mars. Ini bukan pertama kalinya sejumlah ilmu pengetahuan serius berupaya menghasilkan minuman yang lebih baik di ISS.
Pada tahun 2015, Badan Antariksa Italia, bekerja sama dengan perusahaan teknik Argotec dan perusahaan kopi Lavazza, merancang mesin Isspresso: pembuat espresso gayaberat mikro pertama di dunia. Mesin seberat 20 kg ini menghabiskan waktu dua tahun di ISS dan menggunakan pipa hidrolik baja untuk menghasilkan secangkir espresso panas segar dalam waktu sekitar tiga menit.
Bahkan dengan desain Isspresso yang canggih, kopi masih dimasukkan ke dalam kantong untuk diminum. Jadi astronot yang suka kopi ketika berada di luar angkasa bisa tetap menikmati menggunakan cangkir luar angkasa dan menghirup aromanya.
Dalam video yang diposting untuk merayakan Hari Kopi Internasional, Samantha Cristoforetti, mengungkapkan bagaimana dia membuat kopi pagi tanpa bantuan gravitasi selama berada di ISS. Dia menggunakan cangkir luar angkasa yang dirancang khusus, agar dapat menyeruput kopi pagi tanpa kesulitan di ISS yang mengorbit 420 km di atas Bumi.
Rekaman tersebut menunjukkan astronot Perempuan asal Italia ini sangat hati-hati menuangkan kopinya dari kantong tertutup ke dalam cangkir yang bentuknya terlihat tak lazim. Bagi para astronot, penemuan cangkir ini memungkinkan bisa tetap menikmati kesenangan menyeruput kopi seperti penduduk di Bumi.
Video tersebut direkam tahun lalu saat Cristoforetti berada di orbit selama 170 hari, ketika menjadi komandan wanita pertama di ISS. Diketahui Cristoforetti tiba di ISS pada 27 April 2022 dan kembali ke Bumi pada 14 Oktober.
Para komentator di media sosial mengungkapkan kekaguman mereka terhadap desain cangir kopi tersebut. “Hal-hal kecil itulah yang membawa realita peradaban luar angkasa,” tulis salah satu pengguna.
Dalam video yang baru diunggah baru-baru ini, Cristoforetti mendemonstrasikan sulitnya minum di luar angkasa. Dengan kopi yang dituangkan ke dalam botol kecil agar tidak berhamburan karena pengaruh tegangan permukaannya.
Meskipun rumit, tentu tetap mengasyikan, para astronot merasa puas bisa menikmati kafein dengan kantong aluminium yang sudah diisi dengan kopi kering beku, susu, dan gula yang dapat dipompa air panas. Ngopi di luar angkasa cukup rumit karena para astronot harus membuat kopinya berhenti mengambang agar bisa dinikmati.
Ilmuwan NASA Dr Mark Weislogel, yang membantu merancang cangkir tersebut, menjelaskan fenomena itu dalam sebuah blog, Dalam pesawat ruang angkasa, jika efek tegangan permukaan tidak dipahami, cairan (misalnya air, bahan bakar) dapat berada di mana saja di dalam wadah yang menampungnya.
“Inilah sebabnya di luar angkasa Anda hanya akan melihat astronot minum dari kantong berisi sedotan. Kemudian mereka merobek kantong tersebut sepenuhnya untuk memastikan cairan keluar,” katanya.
Untuk mengatasi masalah ini, NASA telah merancang sebuah cangkir yang menggunakan geometri cerdas untuk memanfaatkan fisika tegangan permukaan. Menyentuh bibir Anda ke tepi space-cup menciptakan 'sambungan kapiler', menarik cairan ke dalam mulut dengan cara yang sama seperti kertas menyerap air.
Namun, mengirimkan cangkir ke luar angkasa bukan hanya membuat pagi hari para astronot lebih menyenangkan, tetapi juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang serius. Fisika yang sama yang membantu menuangkan kopi dari cangkir ke mulut Anda memengaruhi semua cairan, baik di Bumi maupun di luar angkasa.
Seperti yang dijelaskan Dr Wesilogal, mengamati cara kerja cangkir luar angkasa dalam gravitasi nol akan membantu para ilmuwan mempelajari segala hal. Mulai dari mendapatkan tetes terakhir bahan bakar untuk mesin roket atau memberikan dosis obat yang tepat kepada pasien.
Eksperimen yang dilakukan pada wadah luar angkasa juga akan membantu mencegah bencana pada perjalanan luar angkasa jarak jauh di masa depan seperti perjalanan ke Mars. Ini bukan pertama kalinya sejumlah ilmu pengetahuan serius berupaya menghasilkan minuman yang lebih baik di ISS.
Pada tahun 2015, Badan Antariksa Italia, bekerja sama dengan perusahaan teknik Argotec dan perusahaan kopi Lavazza, merancang mesin Isspresso: pembuat espresso gayaberat mikro pertama di dunia. Mesin seberat 20 kg ini menghabiskan waktu dua tahun di ISS dan menggunakan pipa hidrolik baja untuk menghasilkan secangkir espresso panas segar dalam waktu sekitar tiga menit.
Bahkan dengan desain Isspresso yang canggih, kopi masih dimasukkan ke dalam kantong untuk diminum. Jadi astronot yang suka kopi ketika berada di luar angkasa bisa tetap menikmati menggunakan cangkir luar angkasa dan menghirup aromanya.
(wib)