Lapisan Ozon di Antartika Bocor Karena Letusan Gunung Tonga, Apa Dampaknya?

Senin, 09 Oktober 2023 - 13:49 WIB
loading...
Lapisan Ozon di Antartika Bocor Karena Letusan Gunung Tonga, Apa Dampaknya?
Lapisan ozon di Antartika yang bocor berdampak besar terhadap mencairnya gunung es. Foto: Livescience
A A A
JAKARTA - Data satelit mengungkap lapisan ozon di atas Antartika telah bocor. Dampaknya, membuat gunung-gunung es mencair. Para ilmuwan berpendapat, bocornya perisai pelindung Bumi itu disebabkan oleh letusan gunung berapi bawah laut Tonga pada awal 2022 lalu.

Untuk diketahui, lapisan ozon sendiri merupakan lapisan atmosfer yang berada antara 15 hingga 30 kilometer di atas permukaan Bumi. Lapisan ozon bertugas sebagai pelindung yang menghalangi tingkat sinar ultraviolet (UV) Matahari yang bisa berbahaya bagi kehidupan.

Mirisnya, saat ini ozon mulai berlubang di atas Antartika dengan ukuran seluas 26 juta kilometer persegi. Luasnya kira-kira sama dengan Amerika Utara, tiga kali luas Brasil, setara dengan gabungan Rusia dan Tiongkok, atau sekitar dua kali luas Antartika sendiri.

Para ilmuwan berpendapat bocornya lubang ozon disebabkan oleh letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, yang meledak dengan kekuatan lebih dari 100 bom Hiroshima dan menciptakan semburan letusan tertinggi yang pernah tercatat ketika mencapai puncaknya pada Januari 2022 lalu.

Di mana pada Agustus 2022, sekelompok ilmuwan terpisah memperingatkan bahwa letusan tersebut dapat mengganggu kestabilan lapisan ozon setelah lebih dari 50 juta ton air dilepaskan ke atmosfer bagian atas, yang setara dengan peningkatan 10% jumlah air di atmosfer.

Lapisan Ozon di Antartika Bocor Karena Letusan Gunung Tonga, Apa Dampaknya?

Mereka berpendapat bahwa uap air dapat semakin mengganggu kestabilan lapisan ozon setelah terurai menjadi ion, atau molekul bermuatan, yang bereaksi dengan ozon dengan cara yang mirip dengan CFC. Uap air juga meningkatkan kemungkinan terbentuknya PSC di wilayah kutub.

Selain karena letusan gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, peristiwa El Niño tahun ini diyakini juga berperan kecil dalam perubahan suhu di sekitar kutub. Tapi hubungan ini masih belum jelas sampai sekarang sehingga masih butuh penelitian lebih lanjut.

“Lubang ozon pada tahun 2023 dimulai lebih awal dan telah berkembang pesat sejak pertengahan Agustus. Ini adalah salah satu lubang ozon terbesar yang pernah tercatat,” kata Antje Inness, peneliti di Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa seperti dikutip dari Live Science, Senin (9/10).



Meskipun kebocoran ozon saat ini adalah salah satu yang terbesar yang pernah terjadi, para peneliti menyebut tidak ada alasan bagi masyarakat untuk panik.

Area di bawah lubang ozon sebagian besar tidak berpenghuni dan akan tertutup kembali dalam beberapa bulan. Jika tingkat CFC tetap rendah, maka lapisan ozon akan pulih sepenuhnya padatahun2050.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1142 seconds (0.1#10.140)