Ikan Buntal, Sangat Beracun tapi Punya Daya Tarik Afrodisiak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mengonsumsi ikan buntal yang sangat beracun selama ini banyak dihindari oleh kebanyakan orang lantaran efeknya yang mematikan.
Namun siapa sangka, ikan ini pernah jadi daya tarik utama lantaran sifat afrodisiaknya. Zat misterius ini diyakini meningkatkan vitalitas pria. Ikan buntal pernah menjadi primadona di masyarakat Jepang kuno dalam ritual makan fugu.
Dikutip dari Ancient Origins, Rabu (18/10/2023), di beberapa budaya, mengonsumsi sesuatu yang begitu berbahaya diyakini memberikan kekuatan dan keberanian kepada pelakunya. Jika seseorang bisa bertahan racun mematikan ikan buntal, maka akan dianugerahi vitalitas dan kekuatan sensual.
Di Jepang kuno, sensasi makan di ambang bahaya yang digabungkan dengan seni, membuat pengalaman ini menjadi perpaduan eksotis antara rasa takut, rasa hormat, dan sensual.
Seiring berjalannya waktu, daya tarik fugu sebagai afrodisiak mulai reda, terutama dengan peningkatan kesadaran akan bahayanya dan banyak kejadian tragis keracunan. Antara tahun 1996 dan 2006, sebanyak 64 orang dirawat di rumah sakit akibat keracunan fugu dan enam di antaranya meninggal dunia.
Jepang modern, dengan peraturan ketatnya tentang persiapan dan konsumsi fugu, melihat ikan ini lebih sebagai hidangan istimewa daripada afrodisiak. Hanya koki-koki dengan pelatihan dan sertifikasi ketat yang diizinkan untuk menyiapkan hidangan ini, memastikan keselamatan bagi mereka yang cukup berani untuk mencobanya.
Perpaduan antara bahaya, seni, dan signifikansi budaya seputar ikan buntal menjadikannya salah satu afrodisiak paling menarik dalam sejarah. Meskipun reputasi vitalitasnya mungkin sudah pudar di zaman kontemporer, ikan buntal tetap menjadi simbol dari cinta dan gairah .
Lihat Juga: Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
Namun siapa sangka, ikan ini pernah jadi daya tarik utama lantaran sifat afrodisiaknya. Zat misterius ini diyakini meningkatkan vitalitas pria. Ikan buntal pernah menjadi primadona di masyarakat Jepang kuno dalam ritual makan fugu.
Dikutip dari Ancient Origins, Rabu (18/10/2023), di beberapa budaya, mengonsumsi sesuatu yang begitu berbahaya diyakini memberikan kekuatan dan keberanian kepada pelakunya. Jika seseorang bisa bertahan racun mematikan ikan buntal, maka akan dianugerahi vitalitas dan kekuatan sensual.
Di Jepang kuno, sensasi makan di ambang bahaya yang digabungkan dengan seni, membuat pengalaman ini menjadi perpaduan eksotis antara rasa takut, rasa hormat, dan sensual.
Seiring berjalannya waktu, daya tarik fugu sebagai afrodisiak mulai reda, terutama dengan peningkatan kesadaran akan bahayanya dan banyak kejadian tragis keracunan. Antara tahun 1996 dan 2006, sebanyak 64 orang dirawat di rumah sakit akibat keracunan fugu dan enam di antaranya meninggal dunia.
Jepang modern, dengan peraturan ketatnya tentang persiapan dan konsumsi fugu, melihat ikan ini lebih sebagai hidangan istimewa daripada afrodisiak. Hanya koki-koki dengan pelatihan dan sertifikasi ketat yang diizinkan untuk menyiapkan hidangan ini, memastikan keselamatan bagi mereka yang cukup berani untuk mencobanya.
Perpaduan antara bahaya, seni, dan signifikansi budaya seputar ikan buntal menjadikannya salah satu afrodisiak paling menarik dalam sejarah. Meskipun reputasi vitalitasnya mungkin sudah pudar di zaman kontemporer, ikan buntal tetap menjadi simbol dari cinta dan gairah .
Lihat Juga: Gunung Fuji Tak Berselimut Salju Setelah 130 Tahun: Fenomena Langka yang Mengkhawatirkan
(msf)