Penemuan Makam Juru Tulis Kerajaan dan Panglima Mesir Kuno, Penuh Mantra Pelindung
loading...
A
A
A
Dinding selatan dan barat diukir dengan sesaji ritual. Sedangkan langit-langit ruang pemakaman menampilkan gambaran perjalanan matahari melintasi langit dengan perahu pagi dan sore, diiringi nyanyian matahari terbit dan terbenam.
Wakil direktur misi Ceko Mohamed Majed, menemukan sarkofagus Jheuti Em Hat, menambahkan bahwa sarkofagus tersebut terbuat dari batu dan dihiasi dengan teks hieroglif serta gambaran dewa dari luar dan dalam. Sisi atas penutup peti mati dan sisinya yang lebih panjang dihiasi dengan berbagai teks dari Kitab Orang Mati, termasuk gambar dewa yang melindungi orang yang meninggal.
Sisi sampul yang lebih pendek memuat gambar dewi “Isis dan Nephthys” disertai dengan teks perlindungan bagi almarhum. “Semua teks keagamaan dan magis ini dimaksudkan untuk memastikan kelancaran masuknya orang yang meninggal ke kehidupan abadi,” kata Majed.
Majed mencatat bahwa tidak ada benda penguburan yang ditemukan di dalam makam Jheuti Em Hat, karena makam tersebut sebelumnya telah dirampok pada awal abad kelima Masehi. Kajian antropologi terhadap sisa-sisa pemilik makam menunjukkan bahwa Jheuti Em Hat meninggal dalam usia yang relatif muda, yakni sekitar 25 tahun.
Muminya menunjukkan tanda-tanda bahwa dia menderita beberapa penyakit akibat pekerjaannya, termasuk kerusakan pada tulang belakang karena duduk dalam waktu lama. Dia juga menderita kerapuhan tulang yang parah.
Wakil direktur misi Ceko Mohamed Majed, menemukan sarkofagus Jheuti Em Hat, menambahkan bahwa sarkofagus tersebut terbuat dari batu dan dihiasi dengan teks hieroglif serta gambaran dewa dari luar dan dalam. Sisi atas penutup peti mati dan sisinya yang lebih panjang dihiasi dengan berbagai teks dari Kitab Orang Mati, termasuk gambar dewa yang melindungi orang yang meninggal.
Sisi sampul yang lebih pendek memuat gambar dewi “Isis dan Nephthys” disertai dengan teks perlindungan bagi almarhum. “Semua teks keagamaan dan magis ini dimaksudkan untuk memastikan kelancaran masuknya orang yang meninggal ke kehidupan abadi,” kata Majed.
Majed mencatat bahwa tidak ada benda penguburan yang ditemukan di dalam makam Jheuti Em Hat, karena makam tersebut sebelumnya telah dirampok pada awal abad kelima Masehi. Kajian antropologi terhadap sisa-sisa pemilik makam menunjukkan bahwa Jheuti Em Hat meninggal dalam usia yang relatif muda, yakni sekitar 25 tahun.
Muminya menunjukkan tanda-tanda bahwa dia menderita beberapa penyakit akibat pekerjaannya, termasuk kerusakan pada tulang belakang karena duduk dalam waktu lama. Dia juga menderita kerapuhan tulang yang parah.
(wib)