Rakyat Palestina Dilarang Kumpulkan Air Hujan karena Dianggap Properti Israel

Sabtu, 25 November 2023 - 13:02 WIB
loading...
A A A
Permukiman Israel di sepanjang Tepi Barat yang dianggap ilegal menurut hukum internasional, memberikan cerita yang berbeda. Laporan Associated Press pada Agustus 2023 menemukan permukiman-permukiman itu seperti oasis, di mana bunga liar tumbuh di tanah. Ikan yang dibudidayakan berenang dalam barisan kolam yang rapi dan anak-anak bermain di kolam renang.

Jurnalis Amira Hass mencatat dalam publikasi Israel Haaretz pada 2014 bahwa Perjanjian Sementara memengaruhi akses air di Gaza, dengan argumen bahwa ini memaksa wilayah itu mengandalkan hanya pada akuifer dalam batas wilayahnya. Perjanjian tersebut tidak memperhitungkan pertumbuhan penduduk, mengakibatkan pengeboran berlebih dari wilayah tetangga termasuk Israel, menyebabkan air laut dan air limbah meresap ke dalam akuifer, membuat lebih dari 90 persen air di sana tidak dapat diminum.

Laporan Washington Post tentang pasokan air selama perang 2023 menemukan bahwa tidak ada air permukaan alami di Gaza sejak awal tahun 2000-an. Enklave tersebut harus bergantung pada National Water Carrier Israel untuk melengkapi sumber air tanahnya, yang dibeli oleh PWA. Namun, pada tahun 2021, hanya 6 persen air di Gaza berasal dari Israel.

Sejak operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, Israel memberlakukan apa yang disebut oleh Human Rights Watch (HRW) sebagai pemotongan katastrofik terhadap pasokan air di Gaza. Pada akhir Oktober, pejabat Israel membuka kembali saluran pipa air ke Gaza, namun tetap berdalih tidak ada kekurangan makanan dan air di wilayah yang dikepung itu. Meskipun perintah militer Israel melarang pengumpulan air hujan oleh Palestina dilaporkan lebih dari satu dekade yang lalu, status keseluruhan kontrol Israel atas pasokan air Palestina tetap berlanjut.
(msf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4185 seconds (0.1#10.140)