Ajaib, Plester Ini Ubah Keringat Jadi Tenaga Baterai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah perangkat hasil penemuan terbaru berhasil mengubah energi dari tetesan keringat di ujung jari untuk menggantikan energi baterai.
Tim peneliti dari UC San Diego, Amerika Serikat telah mengembangkan strip plester yang bisa dikenakan di bagian jari untuk menghasilkan energi listrik kapan saja. Melansir laman Thecooldown, Sabtu (16/12/2023), plester dapat berfungsi efektif meski penggunanya tengah tidur.
Hanya dengan menekan bagian kulit yang berkeringat dapat langsung menghasilkan daya listrik. Ketika dibandingkan dalam penelitian, kategori teknologi ini termasuk dalam sumber energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya atau angin dengan versi lebih kecil.
Ketua tim peneliti Joseph Wang mengembangkan teknologi ini sejak delapan tahun lalu. Obyek yang pertama kali digunakan, yaitu melalui tato di kulit. Lalu, prmanfaatan energi berbasis keringat juga dipadukan dengan tekstil. Tim menciptakan sel biofuel di bagian dada, yang dapat mengubah keringat menjadi energi listrik saat pemakaiannya berjalan atau berlari sejak tahun lalu.
Dari sisi perhitungan energi, ketika pengguna plester tidur selama 10 jam saja sudah cukup untuk menghasilkan 400 milijouel energi yang cukup untuk mengisi daya jam tangan bertenaga baterai selama 24 jam.
Peralihan ke pengisian daya berbasis keringat dapat membuat perangkat seperti monitor detak jantung, alat bantu dengar, dan lensa kontak augmented reality lebih mudah dipakai.
MG/Athaya Ramadhan
Tim peneliti dari UC San Diego, Amerika Serikat telah mengembangkan strip plester yang bisa dikenakan di bagian jari untuk menghasilkan energi listrik kapan saja. Melansir laman Thecooldown, Sabtu (16/12/2023), plester dapat berfungsi efektif meski penggunanya tengah tidur.
Hanya dengan menekan bagian kulit yang berkeringat dapat langsung menghasilkan daya listrik. Ketika dibandingkan dalam penelitian, kategori teknologi ini termasuk dalam sumber energi terbarukan lainnya seperti tenaga surya atau angin dengan versi lebih kecil.
Ketua tim peneliti Joseph Wang mengembangkan teknologi ini sejak delapan tahun lalu. Obyek yang pertama kali digunakan, yaitu melalui tato di kulit. Lalu, prmanfaatan energi berbasis keringat juga dipadukan dengan tekstil. Tim menciptakan sel biofuel di bagian dada, yang dapat mengubah keringat menjadi energi listrik saat pemakaiannya berjalan atau berlari sejak tahun lalu.
Dari sisi perhitungan energi, ketika pengguna plester tidur selama 10 jam saja sudah cukup untuk menghasilkan 400 milijouel energi yang cukup untuk mengisi daya jam tangan bertenaga baterai selama 24 jam.
Peralihan ke pengisian daya berbasis keringat dapat membuat perangkat seperti monitor detak jantung, alat bantu dengar, dan lensa kontak augmented reality lebih mudah dipakai.
MG/Athaya Ramadhan
(msf)