Terungkap, Tangisan Perempuan Turunkan Perilaku Agresif Pria

Jum'at, 29 Desember 2023 - 17:03 WIB
loading...
Terungkap, Tangisan Perempuan Turunkan Perilaku Agresif Pria
Air mata mengandung sinyal sosial yang bertindak sebagai selimut kimia yang mengurangi agresi orang lain. (Foto: Sputnik)
A A A
JAKARTA - Setiap manusia pernah menangis, namun khusus tangisan kaum perempuan ternyata berdampak terhadap perilaku lawan jenisnya.

Para ilmuwan di Institut Ilmu Pengetahuan Weizmann di Israel menemukan bahwa air mata manusia mengandung sinyal sosial yang bertindak sebagai 'selimut kimia' yang mengurangi agresi orang lain. Melansir laman Sputnik Globe, Jumat (29/12/2023), penelitian yang dipublikasikan dalam PLOS Biology menguak misteri tentang mengapa manusia menangis.

Berbeda dengan hewan yang menggunakan air mata untuk melumasi mata, manusia dan anjing secara unik menangis sebagai respons terhadap keadaan emosional. Fenomena ini awalnya dianggap tidak berguna oleh para ilmuwan, termasuk Charles Darwin, sekarang tampak memiliki fungsi sosial yang mendalam.

Umumnya dipercayai bahwa air mata utamanya berfungsi untuk melembabkan mata. Namun, manusia dan anjing diketahui menangis karena pemicu emosional. Awalnya dianggap tidak memiliki fungsi, air mata sekarang diakui memiliki implikasi sosial yang mendalam bagi manusia.



Ilmuwan Israel menemukan bahwa air mata mengandung 'sinyal kimia' yang bertindak sebagai mekanisme perlindungan bagi individu yang mengeluarkannya. Ternyata air mata perempuan menurunkan tingkat testosteron dan agresi pada pria.

Dalam serangkaian percobaan terkontrol, pria tanpa sadar menghirup air mata emosional perempuan atau larutan saline, yang keduanya tidak berbau. Selanjutnya, pria-pria ini berpartisipasi dalam permainan yang dirancang untuk memprovokasi agresi berdasarkan balas dendam. Menakjubkan, paparan air mata perempuan menghasilkan penurunan 44 persen dalam perilaku agresif dibandingkan dengan mereka yang menghirup larutan saline.

Selanjutnya, pemindaian otak mengungkapkan aktivitas yang berkurang di daerah otak terkait agresi saat pria terpapar air mata. Uji laboratorium pada 62 reseptor penciuman manusia mengonfirmasi bahwa feromon dalam air mata mengaktifkan beberapa di antaranya.

"Kami telah menunjukkan bahwa air mata mengaktifkan reseptor penciuman dan bahwa mereka mengubah sirkuit otak yang terkait dengan agresi, secara signifikan mengurangi perilaku agresif," kata ketua tim peneliti Profesor Noam Sobel.

Dia menyarankan bahwa 'selimut kimia' perlindungan ini mungkin menjadi ciri bersama di antara mamalia, termasuk rodentia dan manusia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2047 seconds (0.1#10.140)