Terkuak, Misteri Fenomena Langit Spiral di Hawaii
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jejak asap roket di langit terkadang membuat pola menarik untuk diamati. Seperti Falcon Heavy milik SpaceX yang meninggalkan jejak fenomena langit spiral di Hawaii.
Peristiwa menakjubkan ini direkam oleh perusahaan Jepang, Subaru, yang beroperasi di bawah Observatorium Astronomi Nasional Jepang. Fenomena langit spiral ini terjadi setelah roket Falcon 9 milik SpaceX diluncurkan dari pelabuhan antariksa Amerika di Cape Canaveral, Florida, dan menghasilkan pola spiral di langit Hawaii.
Melansir laman Essanews, Kamis (11/1/2024) ilmuwan Scott Tilly menjelaskan bahwa jejak spiral tadi terlihat tepat di titik roket Falcon 9 beberapa menit setelah diluncurkan.
Spiral ini kemungkinan besar muncul di langit karena roket membuang bahan bakar yang tidak terpakai. Para ahli menyoroti bahwa pertunjukan langit ini bukan yang pertama kali terjadi setelah peluncuran roket SpaceX.
Fenomena ini sebelumnya telah diamati di Selandia Baru. Para ilmuwan juga menyebutkan bahwa Falcon 9 meninggalkan spiral di belakangnya dan pola lain seperti ubur-ubur antariksa yang terlihat di langit sebelum matahari terbit di pantai Florida.
Pada Minggu (7/1/2024) perusahaan antariksa Amerika SpaceX milik Elon Musk memfasilitasi peluncuran roket Falcon Heavy sebagai bagian dari misi antariksa kelima USSF-67. Misinya membawa dua sistem satelit militer.
Falcon Heavy, roket terkuat yang beroperasi di seluruh dunia, diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida. Muatan roket mencakup dua sistem militer: SATCOM - satelit relay yang dirancang untuk memperkuat kemampuan komunikasi pasukan bersenjata, dan ESPA, yang menyediakan data untuk pasukan antariksa AS, antara tugas lainnya.
Roket juga meluncurkan sistem prototipe untuk komunikasi antariksa-bumi yang aman. "Ini adalah misi yang kompleks. Kami sangat bersemangat tentang peluncuran Falcon Heavy kami yang kedua dalam beberapa bulan ke depan," kata Direktur Eksekutif Program Komando Sistem Antariksa Stephen Purdy, sebelum peluncuran roket.
Operasi Falcon Heavy menandai operasionalisasi yang kedua dalam tiga bulan terakhir, setelah tiga tahun vakum. Pada 1 November 2023 lalu, roket diluncurkan sebagai bagian dari misi USSF-44, menempatkan mikrosatelit ke orbit untuk militer Amerika . Tahun ini, SpaceX telah merencanakan empat peluncuran tambahan Falcon Heavy.
Peristiwa menakjubkan ini direkam oleh perusahaan Jepang, Subaru, yang beroperasi di bawah Observatorium Astronomi Nasional Jepang. Fenomena langit spiral ini terjadi setelah roket Falcon 9 milik SpaceX diluncurkan dari pelabuhan antariksa Amerika di Cape Canaveral, Florida, dan menghasilkan pola spiral di langit Hawaii.
Melansir laman Essanews, Kamis (11/1/2024) ilmuwan Scott Tilly menjelaskan bahwa jejak spiral tadi terlihat tepat di titik roket Falcon 9 beberapa menit setelah diluncurkan.
Spiral ini kemungkinan besar muncul di langit karena roket membuang bahan bakar yang tidak terpakai. Para ahli menyoroti bahwa pertunjukan langit ini bukan yang pertama kali terjadi setelah peluncuran roket SpaceX.
Fenomena ini sebelumnya telah diamati di Selandia Baru. Para ilmuwan juga menyebutkan bahwa Falcon 9 meninggalkan spiral di belakangnya dan pola lain seperti ubur-ubur antariksa yang terlihat di langit sebelum matahari terbit di pantai Florida.
Pada Minggu (7/1/2024) perusahaan antariksa Amerika SpaceX milik Elon Musk memfasilitasi peluncuran roket Falcon Heavy sebagai bagian dari misi antariksa kelima USSF-67. Misinya membawa dua sistem satelit militer.
Falcon Heavy, roket terkuat yang beroperasi di seluruh dunia, diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida. Muatan roket mencakup dua sistem militer: SATCOM - satelit relay yang dirancang untuk memperkuat kemampuan komunikasi pasukan bersenjata, dan ESPA, yang menyediakan data untuk pasukan antariksa AS, antara tugas lainnya.
Roket juga meluncurkan sistem prototipe untuk komunikasi antariksa-bumi yang aman. "Ini adalah misi yang kompleks. Kami sangat bersemangat tentang peluncuran Falcon Heavy kami yang kedua dalam beberapa bulan ke depan," kata Direktur Eksekutif Program Komando Sistem Antariksa Stephen Purdy, sebelum peluncuran roket.
Operasi Falcon Heavy menandai operasionalisasi yang kedua dalam tiga bulan terakhir, setelah tiga tahun vakum. Pada 1 November 2023 lalu, roket diluncurkan sebagai bagian dari misi USSF-44, menempatkan mikrosatelit ke orbit untuk militer Amerika . Tahun ini, SpaceX telah merencanakan empat peluncuran tambahan Falcon Heavy.
(msf)