Kelelawar Buah, Kunci Obat Penyembuh Diabetes

Sabtu, 13 Januari 2024 - 08:41 WIB
loading...
Kelelawar Buah, Kunci Obat Penyembuh Diabetes
Hasil riset terbaru menyebut kelelawar buah mungkin menjadi kunci penyembuhan diabetes. (Foto: AFP)
A A A
JAKARTA - Para ilmuwan dunia tengah mencari formula obat penyembuh diabetes. Kunci jawaban dari hal ini disinyalir ada pada kelelawar buah. Hasil riset terbaru menyebut kelelawar buah, yang dapat bertahan bahkan berkembang dengan memakan gula buah hingga dua kali lipat dari berat badannya setiap hari, mungkin menjadi kunci penyembuhan diabetes.

Sekarang, peneliti dari University of California-San Francisco (UCSF) sedang menyelidiki bagaimana kelelawar ini berevolusi untuk mengatasi asupan gula yang sangat tinggi ini serta apakah kemampuan ini dapat membantu manusia dengan diabetes.

"Kelelawar seperti superhero, masing-masing dengan kekuatan super yang luar biasa, baik itu ecolocation, terbang, menghisap darah tanpa pembekuan, atau makan buah dan tidak mendapatkan diabetes," kata Nadav Ahituv, PhD, direktur UCSF Institute for Human Genetics dan co-senior penulis makalah tersebut dilansir dari Al Arabiya.

Secara global, International Diabetes Federation (IDF) mengatakan 537 juta orang dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes. Angka ini diperkirakan akan naik menjadi 643 juta pada tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045. Pada tahun 2021, diabetes bertanggung jawab atas 6,7 juta - atau satu setiap lima detik.



Diabetes dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan, termasuk gagal ginjal, serangan jantung, kebutaan, stroke, dan amputasi anggota tubuh. Dengan diabetes, tubuh manusia tidak dapat memproduksi atau mendeteksi insulin, menyebabkan masalah dalam mengontrol gula darah. "Tetapi kelelawar buah memiliki sistem genetik yang mengontrol gula darah tanpa kegagalan. Kami ingin belajar dari sistem itu untuk membuat terapi insulin atau sensor gula yang lebih baik untuk manusia," kata Ahituv.

Tim Ahituv fokus pada evolusi pankreas kelelawar dalam mengontrol gula darah , dan ginjal. Mereka menemukan pankreas kelelawar buah, dibandingkan dengan pankreas kelelawar pemakan serangga, memiliki sel-sel penghasil insulin ekstra serta perubahan genetik untuk membantu pemrosesan jumlah gula yang besar. Ginjal kelelawar buah telah beradaptasi untuk memastikan bahwa elektrolit penting akan disimpan dari makanan berair mereka. "Perubahan kecil pada huruf tunggal DNA membuat diet ini dapat diterima oleh kelelawar buah," kata Wei Gordon, PhD, co-penulis pertama makalah tersebut.

"Kita perlu memahami metabolisme gula tinggi seperti ini untuk membuat kemajuan membantu satu dari tiga orang Amerika yang memiliki prediabetes."

Setelah tidur selama 20 jam setiap hari, kelelawar buah bangun selama empat jam untuk memakan buah. Kemudian kembali ke tempat peristirahatan.



Untuk memahami bagaimana kelelawar buah berhasil mengonsumsi gula dalam jumlah besar, Ahituv dan Gordon berkolaborasi dengan ilmuwan dari berbagai institusi, mulai dari Universitas Yonsei di Korea hingga American Museum of Natural History di New York City, untuk membandingkan kelelawar buah Jamaika dengan kelelawar cokelat besar, yang hanya memakan serangga.

Para peneliti menganalisis ekspresi gen (gen mana yang aktif atau tidak aktif) dan DNA regulasi (bagian DNA yang mengontrol ekspresi gen) menggunakan metode untuk mengukur keduanya dalam sel-sel individu. "Teknologi sel tunggal yang lebih baru ini dapat menjelaskan tidak hanya jenis sel apa yang ada di organ mana, tetapi juga bagaimana sel-sel tersebut mengatur ekspresi gen untuk mengelola masing-masing diet," kata Ahituv.

Pada kelelawar buah, komposisi pankreas dan ginjal berevolusi untuk menyesuaikan diri dengan diet mereka. Pankreas memiliki lebih banyak sel untuk memproduksi insulin, yang memberi tahu tubuh untuk menurunkan gula darah, serta lebih banyak sel untuk memproduksi glukagon, hormon pengatur gula utama lainnya. Ginjal kelelawar buah, sementara itu, memiliki lebih banyak sel untuk menangkap garam yang langka saat mereka menyaring darah. "Organisasi DNA di sekitar gen insulin dan glukagon sangat jelas berbeda antara dua spesies kelelawar," kata Gordon.

"DNA di sekitar gen dulu dianggap sebagai 'sampah,' tetapi data kami menunjukkan bahwa DNA regulasi ini kemungkinan membantu kelelawar buah bereaksi terhadap peningkatan atau penurunan tiba-tiba dalam gula darah."

Meskipun beberapa biologi kelelawar buah menyerupai apa yang ditemukan pada manusia dengan diabetes , kelelawar buah tampaknya berevolusi menjadi sesuatu yang manusia dengan selera manis hanya bisa impikan, selera manis tanpa konsekuensi. "Kelelawar telah menemukannya, dan semuanya ada dalam DNA mereka, hasil seleksi alam," kata Gordon.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2353 seconds (0.1#10.140)